Rabu, 10 Agustus 2011

MY LOVE IN MY LIFE (part: 1)


MY LOVE in MY LIFE (Part: 1)
Hari mulai gelap, mataharipun sudah enggan menampakkan dirinya, mengalah kepada mega yang sudah bersiap menampakkan keindahan sinar merahnya. irama khas jangkrik dan katak bernyanyi sudah mulai terdengar bersahutan meramaikan suasana, udara dinginpun mulai merasuk, inilah suasana khas desa kecil nan indah  ini.
Semakin malam udara semakin dingin, lewat tengah malam terdengar rintihan seorang ibu, dan beberapa jam kemudian, terdengarlah suara tangisan bayi mungil, tak heran jika dini hari ini seisi rumah bahagia menyambut kedatangan putri ketiga yang hadir di tengah-tengah keluarga ini.
Namun sayang, keceriaan bayi mungil ini tak bertahan lama, di tahun keduanya penyakit sesak napas yang menyerangnya, membuat ia dihujani tangisan oleh orang-orang di sekitarnya, orang tuanya pun rela keliling ke luar kota hanya untuk mengusahakan kesembuhannya.
Alhamdulillah sudah lama penyakit itu tak lagi kambuh, atas saran dari beberapa pihak, orang tuanya pun memutuskan mengganti namanya, ya Kirana Maya Saputri, itulah nama gadis cantik itu sekarang. Ia lalui masa kecilnya dengan penuh keceriaan, kasih sayang dari orang tua dan kedua kakaknya membuat ia selalu dalam tawa, meski tak jarang juga ia menangis, biasalah anak kecil.
Dialah aku, orang-orang biasa memanggilku Putri, anugerah terindah dari Yang Maha Kuasalah yang membuatku masih diberi kesempatan untuk menghirup udara sampai detik ini.
***
Masa kecilku begitu menyenangkan, tak terasa ku sudah bisa memakai seragam putih merah di usiaku yang kelima, awalnya hanya iseng ikut kakakku yang hanya selisih 15 bulan ini untuk tes masuk Sekolah Dasar, hanya tes membaca dan menulis, ku mulai mengeja huruf-huruf yang terlampir di koran yang ada di hadapanku itu, tak ku sangka aku lulus tes juga, semua ini tentunya tak luput dari peranan kedua orang tua dan kakak sulungku yang selalu mengajari kita baca, tulis, dan berhitung sejak dini. Kalau ditanya TK dimana? Kita berdua tak pernah mengenyam dan merasakan asyiknya menyanyi di bangku TK, hanya kakak sulungku yang pernah merasakannya, yach..selain tempatnya lumayan jauh, beredar kabar kalau gurunya galak (hi serem.....).
***
Ditahun keduaku di Sekolah Dasar, keluargaku dirundung kesedihan, aku tak tau apa yang terjadi, karena mungkin aku dianggap terlalu kecil untuk mengetahuinya, hari ini rumah penuh dengan kerumunan orang, derai tangis orang-orang itu pecah mengiringi suara sirine mobil putih yang semakin mendekat, dan saat aku melihat kakak sulungku terbaring disana, bulir-bulir air mata ini mulai mengalir, aku mulai mengerti apa yang terjadi, aku telah kehilangan kakakku untuk selamanya, Bunda menuntunku dan kak fia untuk mengecup keningnya untuk terakhir kali. Kasih sayangnya takkan pernah ku lupakan, ku takkan berhenti berdo’a semoga kakak bahagia di alam sana.
***
Tak terasa sudah empat tahun aku duduk di bangku eS-De, kalau ditanya soal prestasi? Yang jelas selalu lima besar, meski tak pernah menjadi yang Pertama, karena dari awal kakakku yang menempati posisi tersebut.
Berteman, bermusuhan adalah suatu hal yang wajar bagi anak seusia kami, tak lain juga dengan aku, gank yang terdiri dari 3 anak, Dhika, Ubay dan Agus itu menjadi musuh bebuyutanku sejak mereka membuatku menangis karena pasir yang mereka lemparkan tepat didepan wajahku, walau ada salah satu dari gank itu yang digosipkan denganku hanya karena kebetulan duduk kita sebangku, ku tak peduli, dimataku mereka adalah anak-anak usil yang menjengkelkan.
Namun seiring berjalannya waktu, status musuhan kita berubah menjadi persahabatan, dan aku paling akrab dengan Dhika, sang ketua gank.
***
Tahun ini adalah tahun terakhir kami duduk di bangku Sekolah Dasar, “teng...teng...teng...” tanda masuk, kamipun berlarian menuju depan kelas masing-masing, berbaris rapi dan mulai memasuki ruang kelas untuk memulai pelajaran. Tak lama kemudian Pak Rudi, wali kelas kami mulai memasuki ruangan “memberi salam..” komando sang ketua kelas “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh” suara kami serentak. “Wa’alaikum salam..” sahut Pak Rudi “Anak-anak sebelum kita memulai pelajaran, ada yang ingin bapak sampaikan, hari ini kita kedatangan teman baru” Pak Rudipun mempersilahkan anak baru itu masuk “Adi silahkah perkenalkan dirimu” perintah pak Rudi.
“Perkenalkan nama saya Adi Saputra, teman-teman bisa panggil saya Adi, saya berasal dari Jayapura” anak baru itu mulai memperkenalkan dirinya
“Ada yang mau ditanyakan?” tanya Pak Rudi
“Tidak pak...” jawab kami serentak
“Ya sudah, kalau begitu, Adi silahkan menempati tempat duduk kamu” Pak Rudipun menunjuk ke salah satu bangku kosong di deret paling belakang.
“Bapak harap kalian bisa membantunya untuk menyesuaikan diri” lanjut beliau. Kitapun memulai pelajaran hari ini.
Ni anak baru blagu banget dimataku, tiada hari tanpa bertengkar dengannya, musuh banget pokoknya,,, meski dalam hal pelajaran dia cukup bisa mengikuti.
***
*16 Mei 2002*
Hari ini pertama kalinya ulang tahunku dirayain, kemarin ada pendataan peserta UAN, makanya ketauan dech kalau hari ini adalah hari jadiku yang kesebelas, dan mereka sepakat merayakannya untukku, (jadi terharu....) ku ngrasa geli sendiri dech,,, liat temen-temen sibuk nyiapin kado buatku, padahal aku hanya membawakan mereka kue donat buatan bunda.
Setelah senam pagi, kita semua berkumpul di ruang kelas tercinta, acara diawali dengan make a wish, pembagian kue, dan permainan, masing-masing dari kami mengambil undian yang sudah disediakan, dan harus memeragakan apa yang tertulis dalam kartu undian. Kini tiba giliranku, perlahan ku buka kartu undian itu dan “oh,, no,, dansa bareng Dhika,,,” seisi ruangan langsung heboh, pipiku langsung memerah, secara githu sebagian temanku sudah tau kalau aku punya perasaan khusus pada mantan musuh bebuyutanku ini, bahkan waktu itu ku sempat tak percaya dengan istilah ‘cinta monyet’. Untung aja mereka bisa ngerti aku kali ini, so..gak jadi dansa dech.. Oya hari ini bukan hanya aku yang ulang tahun, tapi Ubay juga, jadilah pindah topik mereka habis-habisan ‘gojlokin’ aku dengannya, capek dech...
Acara hari ini diakhiri dengan do’a oleh wali kelas kami tercinta, kamipun berhamburan untuk go home ke rumah masing-masing, akupun pulang dengan menjinjing kardus berisi kado-kado dari teman-teman tercintaku ini. I am so Happy...
Lumayan banyak kado yang ku dapat hari ini, aku dapat sepatu baru dari ortuku, dan kado terbanyak ternyata dari Adi, musuh bebuyutanku, berbagai macam aksesoris terbungkus rapi dalam kardus persegi panjang, dan bersamaan dengan ucapan met ultah, juga ada permintaan maaf setulus hati darinya, so... mulai hari ini ku putuskan untuk menerima permintaan maafnya, kita sepakat untuk damai, sebentar lagi sudah lulusan, masak musuhan terus, hehe... Dhika, kadonya emang tak seberapa, tapi bagiku adalah kado paling istimewa, ya iyalah dari orang yang istimewa (ceile... yang lagi Fall in Love).
***
Hari-hari menegangkan telah kita lalui bersama, UAN sudah berakhir, dan kini tiba saatnya refreshing, kota apel menjadi tempat tujuan kita kali ini, setelah menunggu ± 30 menit, bis yang akan mengantarkan kitapun sampai di depan sekolah, dan cayo.... kita mulai perjalanan panjang hari ini.
Sejak perayaan ultahku kemarin, ‘gojlokan’ku ganti, selama perjalanan, aku dan Dhika yang jadi objek untuk dihabisin, hmmm... malu-maluin aja, kan banyak guru-guru yang ikut.
            3 jam perjalanan, akhirnya kita sampai di tempat tujuan, 2 objek wisata dan salah satu pusat perbelanjaan di kota yang berhawa dingin ini menjadi sasaran kita untuk membunuh waktu, mengukir kenangan seindah mungkin, menikmati indahnya kebersamaan yang terabadikan lewat jepretan kamera, meski masih terselip kegelisahan dalam hatiku, karena pengumuman kelulusan yang belum ku tau, “Ya Allah,,, semoga kebahagiaan ini tak berakhir sampai disini. Amin.”
            Waktu seakan tak berkompromi dengan kita, matahari seakan terburu-buru untuk bersembunyi di tempat persemayamannya, memaksa kita untuk mengakhiri kebersamaan ini, semua berbondong-bondong menuju bis yang siap mengantar kita pulang dengan buah tangan masing-masing, aku dan Dhika malah saling bertukar buah tangan, dan kali ini ku benar-benar merasakan kebersamaan kami yang begitu kental, persahabatan kami yang begitu erat, bagiku saat ini rasa yang aku punya sudah cukup terealita dengan satu kata “Persahabatan” yang ku harap takkan pernah terbunuh oleh berjalannya waktu.
            Sekitar jam 9 malam, kita sampai di gerbang sekolah tercinta, dan akhirnya berpencar ke rumah masing-masing. Hari ini begitu indah, Thank’s God.
***
            Hari yang mendebarkan, detik-detik pengumuman kelulusanpun tiba, salah satu teman kelasku malah ada yang sudah siap dengan silet ditangannya, karena dikabarkan kelulusannya tertunda, mati-matian kami mencegahnya, untung aja berhasil, tangis kamipun tumpah menjadi satu di depan kelas tercinta.
            Wali kelas kami memang super kreatif, berjam-jam kami menunggu di luar kelas, ternyata di dalam sudah disiapkan gambar pemandangan yang indah memenuhi papan tulis, yang didalamnya diselipkan nomor absen para siswa yang lulus, satu demi satu dari kami ditunjuk maju untuk menemukan nomor itu, penasaran, jantung berdebar, dengan jeli mataku mencari ke berbagai sudut,18, itulah angka yang aku cari, dan tak lama kemudian, puji syukurku pada-Mu ya Allah, angka itu akhirnya ku temukan disela-sela jajaran pepohonan, akupun langsung mengambil kapur tulis untuk melingkarinya.
            Setelah semuanya terpanggil, air mata kebahagiaanpun tak dapat terbendung lagi, kami lulus 100%, Thank’s God, hmmm... syukurlah temanku tadi gak jadi bunuh diri.
***
            Selang satu minggu dari pengumuman kelulusan, tibalah saat dimana kita bebas berkreasi, farewell party, pelaksanaan di siang hari dan indoor, sama sekali tak mengurangi kemeriahannya, kami semua begitu menikmati saat-saat terakhir kebersamaan kita. Lantunan lagu “Terima Kasihku” dan “Kapan-kapan” kami nyanyikan serentak diatas pentas sederhana ini sebagai kenangan terakhir sebelum meninggalkan sekolah yang kami banggakan ini, meski tahun ini hanya tercatat 11 kaum hawa dan 14 kaum adam sebagai personilnya. Derai tangis kami kembali pecah saat perwakilan dari kami menyampaikan pesan kesan selama berada disekolah ini.
            Setelah beberapa sambutan dan acara inti, tibalah saatnya menampilkan kreasi kita, ada samroh, yang kebetulah aku ikut di dalamnya, ada pembacaan puisi, dan terakhir adalah drama. Seisi ruangan gempar, aku yang waktu itu berada di ruangan lain untuk ganti kostum, langsung secepat kilat menuju ruangan yang sudah dipenuhi gemuruh tepuk tangan dari para penghuninya, ternyata ‘gank lawak’ yang terdiri dari Dhika, Ubay, dan Agus itu mulai beraksi, drama musikal dengan lagu “mbah Dukun” nya ‘Alam’ sebagai temanya, cukup dua kata untuk mereka ‘Keren Abiiizzz’, ku rasa acungan dua jempolku masih kurang untuk simbol kepiawaian mereka menguasai panggung. Acara inipun akhirnya berakhir dengan dibacakannya do’a oleh salah satu tokoh masyarakat disini.
***
           

Kamis, 04 Agustus 2011

SEMUA TENTANG DIA


SEMUA TENTANG DIA

Hari mulai senja saat aku menginjakkan kaki di asrama tercintaku, mata kuliah hari ini benar-benar menguras otak. “dret...dret...dret...” getar hp yang dari tadi ku silent terdengar dari dalam tasku. “Undangan rapat, ba’da isya’”, “huft,,, rapat apalagi nich...” desahku... KU lirik jam di Hp ku jam 16.45. belum sholat Ashar “Antri Wudlu’ “ Teriakku seraya lari menuju kamar mandi. Setelah menghadap Sang Khaliq, akupun merebahkan diri sambil menunggu adzan maghrib berkumandang.
*Rapat Perdana*
Pembacaan susunan panitia... ku lihat banyak wajah-wajah asing disini, hanya segelintir orang saja yang ku kenal, akupun tak tau yang mana para anggota divisiku.. dilanjut dengan pembacaan job desciption masing-masing divisi, ku jadi makin bingung, yach,,,, baru kali pertamanya ku jadi panitia acara macam ini, setelah berbisik kanan kiri, depan belakang, kumpul per divisi, barulah aku tau kalau ternyata koordinatorku g’dateng, huft...
*Rapat Kedua*
            Kumpul per divisi, lagi-lagi tanpa koordinator, Cuma ada cowok 1 doank, hmmm...hmmm... gimana mau koordinasi tugas kalau kaya’ gini, padahal divisiku kali ini lebih butuh tenaga cowo’. “hmmm... yang mana sih orangnya, nyebelin banget dech...” gerutuku
Sepanjang perjalanan pulang, jadilah ku ngomel-ngomel, pertama kalinya jadi panitia, koordinator g’ada, g’tau apa yang mau dikerjakan, kan g’enak kalau aku cuma mampang nama??? Huh,,, pusing deh,,, belum lagi jadi pengurus kelas yang kerjaannya diprotes terus, ada lagi nich bentrok di organisasi lain, padahal sih,, cuma bisa pusing-pusing doank... g’bisa ngelakuin apa-apa.
Di saat-saat seperti ini, ku kembali teringat masalaluku, yang namanya belum bisa ku lenyapkan dari hatiku hingga detik ini, teringat saat dulu aku, Ari, ma maz Fandi, 3 serangkai jadi pengurus haflah. Ari, luka di hati ini semakin perih saat ku mengingat nama itu, hampir 1 tahun kata “putus” itu ia lontarkan untuk meski hanya lewat sms, namun betapa bodohnya diriku yang hingga detik ini hatiku belum rela untuk melepasnya, tak terasa bulir-bulir air bening ini membasahi pipiku, sudah berapa banyak air mata ini keluar untuk orang yang sama sekali sudah tak mempedulikanku???kenapa aku bisa sebodoh ini... Ya ALLAH ampunilah dosaku....
***
*Rapat Lanjutan*
            ”Oooo.. dia tho koordinator kita...” cletukku saat temanku menunjuk ke arah salah satu cowok diseberang sana... minta nomer phonecell, tanya job-job yang harus kita kerjakan, hmmm... sepertinya tipe-tipe cowok cuek deh,,, lola banget balesnya, jadi gregetan ples penasaran.
*H-1*
            Akhirnya dianggap juga, dicall suruh xiapin ini, ini, dan itu semua kebutuhan, it’s OK yang penting aku ada kerjaan. Start nyiapin semua kebutuhan, packing buat keberangkatan besok.. “akhirnya selesei juga” go to dream world...........
*Hari H*
Hujan deras yang semalaman mengguyur kota Pahlawan ini mengakibatkan banjir melanda wilayah kampus dan sekitarnya, jadi terharu pag-pagy mereka harus berbondong-bondong ngangkatin barang-barang keperluan kita disana, suasananya seperti di pengungsian, apalagi saat ku tau ada yang sempet jatuh, hmmmmmm jadi makin terharu. Kebetulan kelasku ada kuliah sampai sore, jadi agak ngebut lah untuk persiapannya, belum makan, mandi, sholat dan sebagainya, sudah diperingatkan sih,,, namun karena terlalu setia kawan alias saling menunggu, lari secepat apapun, akhirnya kita harus terima kenyataan, ya kita ketinggalan kereta, apa boleh buat waktu tak dapat diputar lagi, kita terpaksa naik bis sendiri, maksud hati ingin mencari pembelaan dari sang koordinator, tapi yang ada malah kena semprot... ya sudahlah nasib...nasib....
3 hari so’ menyibukkan diri di kegiatan, cukup menyita waktuku untuk tak lagi mengingat masalaluku, dan sosok itupun jadi salah satu objek perhatianku, namun sayangnya, sosok itu dingin n cuek dimataku.
*Back to Campus*
Aku g’tau kenapa ada perasaan pengen tau lebih jauh tentang dia, bagiku dia adalah sosok yang bisa membuatku melupakan masalaluku, namun belum apa-apa dia udah membuatku meneteskan air mata semalaman, 3 hari smsku tak diresponnya, tapi tak tau kenapa hal itu tak membuatku menyerah untuk mengenalnya, mungkin dia membaca gelagat aneh dalam diriku, hingga malam ini dia memutuskan untuk menelfonku.
Sempet kecewa saat ku harus menunggu,, saat berkali-kali ku call g’diangkat, Alhamdulillah setelah 10 menit akhirnya diangkat juga, ku pikir ku akan bener-bener membuka lembaran baru malam ini, tapi ternyata khayalan itu masih terlalu tinggi untuk ku gapai, dia bener-bener cowo’ langka yang pernah aku temui, dia begitu serius menatap masa depan, mempersiapkan perasaanku sejak dini, ya,,, halus banget cara ia menepis perasaan yang aku punya. Dia panggil aku ADEK ku panggil dia MAZ, itulah kesimpulan telfonan perdanaku dengan sosok baru yang ku harap bisa menggantikan posisi Ari dihatiku. 10 Desember 2010, tepat 1 tahun lebih satu hari, sejak Ari mutusin aku, kini ku putuskan untuk membuka lembaran baru, ku harap ini adalah jalan terbaikku. Amin.
***
*12 Desember 2010*
Hari ini ku sempet BT ma maz, hanya karena ku ngrasa g’dianggap, mungkin karena sikapku yang seperti ini, malam ni dia mengajakku keluar,, awalnya si mau ke tempat dia kerja, namun karena waktu yng tidak memungkinkan, akhirnya Warnet menjadi pilihan terakhir, it’s OK lah yang penting bisa ketemu, parfum itu seperti mengingatkanku pada seseorang, entah siapa?? acaranya hanya berbagi cerita aja, dia ngulang penjelasan sebagaimana di telfon kemarin, dia juga sempet cerita tentang dua cewek masalalunya yang ternyata di jodohkan oleh ortu masing-masing, itulah yang membuatnya trauma. Dan aku hanya cerita sekilas tentang trauma masa laluku yang cukup panjang dan ini adalah kali pertama ku buka hati pasca putus.
Kurang lebih seperti itulah 1 jam di pertemuan perdanaku dengan seorang cowok disini. Saat ini ku hanya berharap takkan mengulang kesalahan yang sama di masalaluku dan seperti pesennya kemarin rasa yang ku miliki g’boleh berlebihan.
Keesokan harinya maz dapat job baru dikantor, aku tak tahu kabar baik atau kabar burukkah ini bagiku??? ia akan semakin sibuk dan aku merasa semakin jauh darinya. Aku tau statusku hanya sebagai ‘adek’, tapi aku juga butuh perhatian dari seorang kakak.
Satu permintaanku sudah maz kabulkan, pagi ini maz mengumandangkan adzan shubuh untukku, meski sempet bentrok dengan adzan di musholla sebelah,  sebenarnya masih ada beberapa permintaan lagi, namun belum waktunya, maafkan adek maz,, aku terlalu manja dan selalu ngrepotin maz.
***
*17 Desember 2010*
Ku ngrasa semakin ragu ma maz, makin hari dia makin cuek ke aku, aku ngrasa dia memberiku kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh hanya karena dia tak mau menyakitiku, ku memang tak ingin ada kata ‘pacaran’ lagi dalam kamus hidupku, tapi bukan berarti ku minta dicuekin, g’ diperhatiin, bahkan dia masa bodoh aku ngambek. Kenapa perasaanku ke  dia membuatku sakit??? kenapa dia tak pernah peduli perasaanku, marahku,, ngambekku,, keinginanku untuk disayangi??? kenapa dia tak bisa mengobati luka yang tertoreh di hatiku, tapi malah menorehkan luka baru??? Kenapa dia setega itu padaku??? Ya Allah kenapa aku harus kembali meneteskan air mata untuk makhlukMU yang bernama lelaki??? Dan kenapa pula sakit hati ini mengingatkanku pada sosok seorang Ari yang dulu sangat aku sayangi???
“Salahkahku jika ku takut ga2l?pdhl yang ku tau dr maz ini smua hxalah percobaan,,, Salahkahku jika ku bimbang? Pdhl yang ku tau maz dh xuruhku u tak berlebihan,,, Salahkahku jika ku tkut kehilangan? Pdhl dri awal maz dh mengajariku u ikhlash mnerima kenyataan??”
***
*27 Desember 2010*
Siang ini pukul 11.00, kita ke sebuah pusat perbelanjaan tempat dia kerja, kita ngobrol panjang x lebar x tinggi tentang masalalu kita masing-masing, dan menegaskan kembali bahwa status kita berdua hanyalah sebatas ADEK KAKAK, tak lebih, “takkan pernah ada kata putus untuk sebuah ikatan persaudaraan” itulah prinsip yang kita sepakati. Saat perjalanan pulang ku ungkapkan semua keinginanku pada kakak baruku ini, entah kapan semua itu bisa terwujud, meski sepertinya sulit, tapi ku harap suatu saat nanti bisa terwujud. Amin.
***
*18 Januari 2011*
Siang ini rencananya ku pulang, namun sebelum ku pulang, ku ingin bertemu maz, aku sudah menyangka sebelumnya, kalau dia tak pernah punya waktu banyak untuk hal-hal semacam ini, pagi ini hanya bertemu 10 menit, itupun maksa, ku hanya menyerahkan secarik kertas folio yang sudah ku siapkan sejak dini hari tadi. “Apa ini?” tanyanya “Baca aja,, ku dah ngerti kok kalo maz g’punya waktu banyak buat aku...ntar kalo udah baca di komen ge,,,” jawabku. Selepas itu dia pergi githu aja,, tanpa peduli kalau aku masih butuh dia disini,,, hmmnmmm.....
Terlalu panjang jika aku menjelaskan isi surat itu, inilah komentnya “Ms maklum kl adek sllu mnt perhatian k mas,krn di hti pean mnempatkan ms bkan sbg kk adek, tp lebih. Ya mskpun di mulut bilangnya kk adek. Iya kan dek? 1 alasan knp ms gk ngsih perhatian lbh k adek. Yaitu ingin mngajari adek unt mandiri, mskpn ms tw kl mmang cwek tu perlu prhtian, tp ku rasa blm saatx”
Hmmm... kenapa malah gini jadinya, padahal ku cuma ingin dia tau bahwa perhatian kakak kepada adeknya seharusnya lebih besar daripada perhatian seorang pacar. Aku sendiri tak tau gimana perasaanku ke dia, mau dibilang ‘cinta’?? ku rasa belum, karena bagiku ‘cinta’ itu adalah ‘getaran hati’, dan itu belum pernah ku rasain setiap aku bertemu dia. Namun di sisi lain aku selalu merasa kecewa saat dia tak pedulikanku, aku selalu cemburu melihat dia akrab dengan cewek lain, bahkan hati ini sakit saat ku tau dia selalu punya waktu untuk orang lain, tapi dia tidak pernah punya waktu untuk aku.
***
*29 Januari 2011*
Ku  kaget banget maz telfon aku hari ini dan bilang mau ketemu, tak biasanya kaya’ gini, biasanya juga aku yang maksa untuk ketemu. Ternyata dia hanya mau bilang kalau 1 bulan ini dia  lagi sibuk-sibuknya kerja, (so... siap2 dicuekin deh,,, adek,, hiks..hiks,,) dan tak lupa dia membawa buah tangan khas rumahnya untukku. Mataku sudah mulai berkaca-kaca saat dia nolak permintaanku untuk jalan “belum waktunya dek... lagian suatu saat pazti rasa beda antara yang pernah ma yang belum, ya kan???” ya selalu begitu, aku takut,,, aku takut... kehilangan maz sebelum aku bisa memiliki hatinya, dan apakah jika saat itu tiba, dia akan memilihku???Aku tak yakin. Bayangan jupiter Z itupun semakin jauh dari meninggalkanku.
***
*12 Februari 2011*
Hari ini aku absen tidur pagi, pagi-pagi sudah rapi, yach... ada jadwal jalan ma maz hari ini, menunggu dan harap-harap cemas antara jadi dan g’, aku  mulai bisa bernafas lega saat jupiter Z itu menghampiriku. Ku hanya membisu dalam perjalananku, hanya sesekali aku menjawab pertanyaannya, entah karena aku terlalu bahagia, terlalu sedih, atau apa??? aku tak punya bahan pembicaraan kali ini, disaat aku ingin mengungkapkan apa yang ada di benakku, meluapkan semua kerinduan ini, tak sepatah katapun bisa ku ungkap, semua sudah cukup dengan menatap wajahnya, rasanya sudah terbayar semua sakit hati dan kekecewaanku karena kecuekannya.  Kali ini aku hanya bisa mendengarkan ceritanya, tentang cita-citanya jadi pengusaha, keinginannya untuk mandiri, dan tak lupa ceritanya tentang sang mantan, rasa cemburu paztinya ada, tapi aku seneng dia bisa terbuka, inilah kenapa aku lebih seneng jadi adek, ku bisa dengerin curhatannya tentang siapapun, dan ku seneng dia jujur menilai aku apa adanya, sekalipun itu pahit. Dia bilang aku terlalu manja, hehe,, ku memang manja banget ya ma Maz, maaf,,,
Dia memutar lagu-lagu kenangan itu “puter lagu ini saat maz g’da” plis deh.. maz mau kemana??? Jangan pergi donk...!!! ku g’mau maz pergi ninggalin adek,,,,
2 jam berlalu, kita harus pulang karena dia haruz berangkat ke Madiun sore ini juga, Ku harap hari ini bukan terakhir kalinya kita jalan dan ketemu, meski sebenernya kuinginnya dia dulu yang mengajakku. “ya... kapan-kapan kalau sama-sama ada kesempatan,,,”hmmmm...
***
*16 Februari 2011*
Ku tak pernah tau perasaan maz ke aku seperti apa? Namun harus ku akui aku mulai menyayanginya, dada ini begitu sesak menahan rasa yang entah apa namanya, air mata ini kembali mengalir, mengalir karena makhluk yang bernama cowok, sms tak terbalas, telfon g’bisa, tapi setelah telfon itu diangkat, nyatanya ku g’bisa ngomong apa-apa, sebenarnya hanya ingin ngomong ‘kangen’, hanya itu, suaraku serak habis nangis, mungkin dia juga bingung, apa yang harus ia lakukan saat penyakitku kambuh gini, dia memilih cuek, dia tertawa begitu lepas di seberang sana, seakan tak mengerti hatiku yang sedang rapuh, aku semakin sakit, telfon ku putus tanpa salam, ku kembali terlarut dalam tangisku, apakah air mata ini akan menetes lagi hanya gara-gara sms yang tak terbalas? Selemah itukah aku??? Jawabannya adalah YA. Ya ALLAH ampuni aku..
***
*18 Februari 2011*
 “Yang pertama, lupa tujuan awal k sby it ngapain. Kedua, lupa sm ortu yang drumah, egois tnp mmikirkan ortu. Ketiga, salah krn tdk tahu akn kesalahan.cb adek inget2 ortu, betapa besar hrapan ortu k adek.Sbenernya tjuan hti kecil adek cm itu. Bagaiman ortu bs bangga. Jd adek jgn terlarut dg perasaan sayank/cinta. Itu akan menimbulkan egois yang mengabaikan peran ortu. Ingat susah payah Ortu!”
“Adek msh blm tw sberpa burukny ms, ms bkan org yang tpat unt adek dekatin. Mz bukan sebaik yang adek kira,mz tkut akn akan terjerumus!! Mz gk mw it”
***
*07 Maret 2011*
Hari ini aku marah-marah, walau pada akhirnya ku juga yang kalah,karena maz terlalu cuek dengan kemarahanku, sudah berulang kali dia menjelaskan alasannya nyuekin aku, dan aku juga tau semua ini dia lakuin untuk kebaikanku juga, tapi hati ini selalu memberontak, aku sakit saat dia xuekin aku.
***
*08 Maret 2011*
Hari ini aku pulang, iseng pengen diantar, nomornya malah g’bisa dihubungi, “maz izin KANGEN, bleh kn???” semalaman phonecell ku matikan, akupun terlelap dalam tidurku. Keesokan harinya “YA Alloh gk sh smpe’ sgitux kale, ya gpp synk” balasnya.
***
*13 Maret 2011*
Beberapa hari ini dia bener-bener nyuekin aku, sms tak terbalas, telfon malah diangkat orang lain, dan hari ini dengan innocentnya, dia bilang hari kemarin itu test yang memang disengaja, padahal ku sampai nangis separah itu, walau waktu itu ku juga tak tau apa yang aku tangisi, dan dia bilang semua ini hanya test??? “ini belum seberapa, besok-besok testnya akan semakin lama lho...” ucapnya.  Sungguh terlalu.... kenapa maz harus lakuin ini ke adek???
***
*01 April 2011*
            Kejadian itu harus terulang untuk kedua kalinya, ya,, ku ketinggalan kereta lagi, aku tau aku salah, tapi aku marah, aku kecewa, aku sakit hati karena alasan keterlambatanku kali ini karena aku nunggu mereka, hujan turun begitu lebat, namun kita tetap memaksakan diri untuk tetap berangkat,di tengah perjalanan aku dapat kabar bahwa kita terpaksa ditinggal, hati ini memberontak, air mata kekecewaan ini sudah menyatu dengan derasnya air hujan, aku kembali dengan perasaan campur aduk, malu, sedih, marah, geram, kecewa pada semua orang, ku banting tasku ke sembarang tempat, mengganti pakaian yang telah basah kuyup kehujanan, meluapkan tangisku di atas bantal, tak ada yang berani mengajakku bicara, mereka hanya terdiam melihat tingkahku, ku rasa mereka bisa ngerti apa yang ku rasakan hari ini, berisik bunyi phonecell yang terus berdering, namun aku sudah tak peduli, ku memilih untuk mematikannya, dalam tangisku terbayang semua sakit hati yang pernah ku rasakan, tentang dia, dan tentang semua orang yang pernah menyakiti aku, masih terngiang jelas di telinga ini saat ku bilang “besok kalau adek terlambat, maz yang tanggung jawab keberangkatan adek”.
            Akupun tak tau kejadian setelah itu, yang jelas saat ku terbangun, ku langsung membuka ha-pe, waktu menunjukkan jam 9 malam, ha-pe ku terus bergetar karena banyaknya pesan dan panggilan tak terjawab, bahkan tak cukup di aku, di ha-pe teman-temanku juga, ternyata tadi dia dan beberapa orang lainnya bela-belain hujan-hujan kesini jemput kita, tapi sudah tidak ada yang minat, semuanya marah, meski ku yakin aku yang terparah.
            Setelah berfikir panjang, mencoba meredakan emosi, dilema antara sakit hati dan tanggung jawab, akhirnya pagi ini aku memutuskan untuk menyusul k TKP, turun dari len, cukup lama aku menunggu, tapi ku harus kecewa lagi, bukan dia yang muncul, tapi orang lain, “dia kecapean, dia marah, tadi malam dia udah bela-belain jemput pean, peannya g’mau, salah sendiri” huh,,, bener-bener ngeselin, kenapa jadi dia yang marah, kan seharusnya aku yang marah, kenapa aku yang harus merasa bersalah...
***
*20 April 2011*
Malam ini kita ketemu, tentunya setelah dia tak tega mendengarku merengek minta ketemu, padahal ku hanya ingin pamit, besok mau pulang. Malam ini dia negesin bahwa dia lebih mementingkan pekerjaannya, trauma masalalu membuatnya tak bisa lagi membuka celah untuk cinta, dia begitu matang menatap masa depan, ku begitu terkesan dengan bait-bait kalimat yang menyadarkanku kalau selama ini persepsiku salah, menyemangati aku untuk belajar, menatap masa depan, mempunyai cita-cita dan tujuan hidup. Yang sangat ku sesali malam ini adalah kenapa aku tak bisa mengungkapkan sedikitpun tentang uneg-uneg yang sudah lama xendat dihatiku? padahal dia telah memberiku kesempatan untuk angkat bicara.
Dia bilang mau nikah, antara percaya dan tidak, “Maznya mau nikah kok sedih? Emang maz g’boleh nikah ta??kapan-kapan calonnya maz kenalin ke adek” huh beneran deh kata-katanya membuat bibirku manyun 5 cm. Spontan tangan ini menggenggamnya begitu erat, aku takut... aku takut kehilangan mazku, sekalipun aku tak punya hak untuk melarangnya, tapi aku tak mau kehilangan orang yang aku sayangi untuk kesekian kalinya, lama ku membisu dalam kegelisahanku, dan dia mulai angkat bicara “Apa pacar itu penting?” ku hanya menggeleng. “Enggak kan?”
“Perjanjian kita dari awal adalah kakak adek, So maz g’bisa ngasih perhatian lebih dari itu, maz akan lebih mentingin kerjaan dari pada adek, adek tu nomer sekian, kecuali suatu saat jika memang kita bener-bener jodoh” lanjutnya
Dia menyuruhku melupakannya, namun aku memilih untuk tetap bertahan,  tak semudah itu merubahnya, walau dia sudah mengkiaskan “kalau adek mau fotocopy, trus ternyata hasilnya g’bagus, kenapa harus diterusin? Adek butuh perhatian, maz g’bisa ngasih itu, kenapa adek masih bertahan???” “Andai semudah itu aku bisa menghentikannya, aku pasti akan berhenti kok” Bathinku
Malam semakin larut, kita harus pulang, dengan berat hati ku lepas genggaman itu. dan ku hanya bisa mengirim pesan  5af terlalu rumit u ku ngomong, intinya, ku hanya ingin maz buat ku tetep puxa smangat belajar aja, minimal g’buat aku sakit,adek minta tlong bgt, sbisa maz ws,,, oya makacih u semuax...”
***
*30 April 2011*
Aku tak tau gimana cara membuat maz mengerti tentang keadaanku saat ni, karena mungkin baginya ini samasekali g’penting. Aku hanya butuh orang yang bisa menghiburku saat ini, membuatku tersenyum, dan membuatku semangat. Apa yang aku rasakan saat ini?Aku sendiri tak mengerti. Aku ingin pergi darinya, ku ingin menghilang dari kehidupannya, aku sakit dengan semua ini, ku sadari aku terlalu lemah dan cengeng, bahkan aku adalah orang terbodoh yang pernah ada karena ku masih memaksakan diri untuk bertahan dalam luka yang sudah menusukku terlalu dalam ini. Dalam waktu singkat, sosok orang yang ku inginkan menghadirkan senyuman dalam dunia baruku, ternyata membuat air mata ini hampir tiap hari terkuras dan hati ini terluka. Aku ingin pergi jauh dari kehidupannya, meski saat itulah ku ingin ia menyadari keberadaanku. Ku sadari dengan keadaanku yang seperti ini, ku samasekali tak pantas untuknya, bahkan mungkin ia menyesal mengenal orang sepertiku.
***
*05 Mei 2011*
Ku tak kenapa ku selalu merasa iri dan sakit melihat keakrabannya dengan teman-temannya? kenapa ku tak bisa seakrab itu dengannya? Sebentar lagi Ultahku, apakah aku akan melaluinya dengan kesendirian? Ataukah dia akan mengingat permintaanku hari itu?
***
*12 Mei 2011*
            Hari ini maz menemaniku beli sepeda mini, walau dia harus mampir dulu ke kantornya untuk mengantar berkas, ku pikir ku bakal diajak masuk, tapi yang ada ku malah diterlantarin di luar kantor, lama banget, ku jadi kayak orang hilang... (hiks..hiks.. hiks..), sebenarnya g’tega juga dia harus menemaniku muter-muter jauh di tengah terik matahari yang panas ini, tapi aku tak tau lagi harus minta tolong ke siapa selain dia, “maz maaf ya,,, aku selalu ngerepotin maz”, jadi pengen dibonceng pake’ sepeda mini (hmmm,,, kambuh dech penyakit ngayalnya....)
***
*14 Mei 2011*
“Tak bisa ku lupa, saat-saat indah bersamamu” bunyi phonecell tanda pesan masuk pagi ini cukup mengagetkanku yang sudah sayup-sayup ngantuk berat ”SELAMAT HARI ULANG TAHUN”saya ucapkan.Semoga umur yg kian Bertambah menjadi barokah Fidduna Wal Aakhiroh.Lancar Rejekine, adoh penyakite. Amiin...”
Entah apa yang ku rasakan, disatu sisi aku seneng orang yang aku harapkan jadi orang pertama yang ngerayain ultahku bener-bener dia, namun disisi lain, aku sedih, plis dech maz, ultahku masih 2 hari lagi, masa’ maz lupa ultah adek sendiri???, tapi jadinya malah lucu, abiznya udah tau salah, tetep aja dia ngengkel, hmmm...
***
*16 Mei 2011*
Di hari Ultahku ini, ku malah ditinggal pulang,,, ku call dari shubuh tak  diangkat, padahal dia janji mau adzan shubuh untukku pagi ini, ku sms juga tak ada balasan, ”knp maz ingkar janji?? Knp maz bwtQ nunggu???” gerutuku. Lagi-lagi haruz nunggu aku marah, baru dech dibalez. “SELAMAT ULANG TAHUN!!! Sekitar jam 9 ku telfon, “memang sengaja disetting seperti itu” jawabnya setelah aku meminta penjelasan. Ku dah sewot, minta adzan g’diturutin, jalan-jalan g’diturutin (hiks...hiks...), setelah cukup lama aku membujukknya, akhirnya maz adzan lengkap dengan iqomahnya, walau dengan syarat aku sholawatan. Namun tak lama kemudian “udah dulu ya dek, maz sibuk nich, wassalam,,”tut..tut...tut... telfonpun terputus.
***
*17 Mei 2011*
Teman-temanku pada pulang, asrama jadi sepi banget, mata ini terasa berat banget untuk dibuka, malez beraktifitas, ku raih phonecell disampingku, dan smspun terkirim ke nomer yang sudah di luar kepala itu, karena tak juga terbalas ku putuskan untuk telfon, seperti biasa ku harus merengek dulu untuk ngajak dia jalan, sempat kecewa saat dia mengajukan nama lain untuk menemaniku jalan-jalan, “tapi ku hanya mau maz yg nemeninku” air mata ini sudah tak dapat terbendung lagi, “emang aku ini barang yang bisa dilempar seenaknya” protesku dalam hati. Aku terus mendesaknya, walau pada akhirnya ia mengIYAkan ajakanku, tapi aku sedih, bukan ini yang ku inginkan, maz memenuhi permintaanku dengan berat hati, seperti terbebani banget, padahal yang aku ingin adalah ketulusan, sedikit ketulusan untuk bisa menuruti apa yang ku inginkan, aku hanya ingin dia nyuapin aku sebagai kado ultahku kali ini, memang terkesan aneh, tapi hanya itu yang ku minta darinya, namun lagi-lagi aku terkesan maksa.
Hari ini sebenernya menyenangkan, sangat menyenangkan, namun kenapa aku selalu merasa dia melakukan ini hanya sebatas kasihan melihatku yang segitu melasnya? Kenapa aku tak pernah merasakan ketulusan rasa sayank seorang kakak pada adeknya, ataukah caranya saja yang berbeda?  Semoga ini hanya perasaanku saja. Thank’s GOD atas anugerahMU yang begitu indah hari ini.
***
*20 Mei 2011*
Taukah maz perasaanku saat ini??? aku sakit, aku malu, aku marah, aku sedih, mendengar koment teman-temannya tentang aku. Mereka tak berhak tau tentang perasaanku, kalau endingnya mereka hanya akan mengejekku, ku tak tau kenapa tiba-tiba dadaku sesek rasanya mengingat semua kejadian itu. Dan saat ini pun, tanggapannya samasekali tak menenangkan hatiku. Mungkin aku terlalu jujur padanya, ku marah,ku kesel, ku kangen, ku sayank, ku ngambek, ku nyesel, ku minta maaf, ku sumpex bahkan apapun itu, aku selalu bilang padanya, ataukah memang  yang tak pernah tau diri, tak tau waktu dan belum bisa mengerti kesibukannya?
“kl pean hanya ingin dimanja, bukan maz orangnya”, ku inget banget kata-kata itu, tapi tetap saja hati ini bersi keras bilang, “ku ingin maz ngertiin aku”
***
*22 Mei 2011*
Tau kah maz betapa khawatirnya aku saat beberapa hari ini dia menghilang tanpa kabar? taukah dia betapa leganya hati ini saat tau dia baik-baik saja. Namun aku sakit karena dia samasekali tak merasa kalau aku sangat mengkhawatirkannya “kenapa maz tak bisa ngertiin aku walau sedikit saja???” Air mata ini seketika menjadi air mata kekecewaan,ku nyesel mengeluarkan air mata buat orang yang ternyata tak sedikitpun pedulikanku, tak seharuznya aku mengkhawatirkannya sebesar ini.  Dada ini sesek lagi karena dia aku kesel, aku kecewa, aku ingin marah, marah pada diriku sendiri.
***
*23 mei 2011*
Siang ini ku sengaja tak membalas smsnya, entah sampai kapan aku betah, aku masih sakit karena kejadian kemarin, dia tau aku marah, tapi dia sengaja membiarkanku, wal hasil aku yang kalah, malam ini aku putuskan untuk telfon, tumben-tumbenan dia mau, 2 jam cukuplah untuk menebus kemarahanku yang kemarin.
***
*02 Juni 2011*
Hari ini ku minta ajarin buat blog, aku nunggu dia mulai jam 12, tapi 2,5 jam kemudian dia baru muncul. Status fb nya saat ini sangat menyakitkanku “kenapa cewe’ yang Q kenal dikaci ati ngerogo rempelo”ingin koment, tapi entar aja lah ku ngomong langsung saja. Ku maksa ngajak dia jalan-jalan. 16.15 wib kita mulai perjalanan panjang, dan sepanjang itu pula aku terdiam, mood ku hilang kepikiran status tadi, Kenapa semua yang dia lakukan terkesan aku yang maksaaaaa. “trus disini mau ngapain?”tanyanya setelah kita sampai di salah satu tempat wisata yang baru pertama kali ku datangi ini, aku hanya menggeleng. Menatap wajah itu sambil sesekali menikmati pemandangan senja disini, hanya itu yang bisa ku lakukan. Adzan maghrib berkumandang, hari ini malam jum’at, kita malah nemuin berjajar orang pacaran disini,  “g’pengen ta dek??” lagi-lagi ku hanya menggeleng, “Palsu, kalau yang adek ajak bukan maz, gimana jadinya ya,,apa tetep hanya duduk-duduk gini???” andai ku bisa jawab, ku pasti jawab “YA” karena dulu ma mantanku, jalan-jalan isinya cuma duduk-duduk gini aja, please maz jangan anggap aku cewek murahan.
 “Apa yang adek mau,,, ngomong aja...” tanyanya,ku malah bingung, ya aku bingung, apa yang ku mau darinya. Dia menyuruhku untuk cari cowok lain yang bisa memberiku perhatian lebih, apa maksud dari semua ini? Kenapa setiap cowok yang aku sayangi selalu mengatakan hal yang sama? Seburuk itukah aku dimata mereka?
Inginnya sih sholat jama’ah, tapi tempatnya tidak memungkinkan, agenda terakhir kita adalah memberi hak perut untuk menikmati makanan, sambil menunggu hidangan tersaji kita melanjutkan ngobrol, dan nasehat yang akan selalu ku ingat “lakukan sendiri apa yang bisa dilakukan sendiri, Lebih Dewasa, g’boleh manja..”.??? “enakan dikasih kan daripada minta?” lanjutnya, “ku juga inginnya gitu maz dari dulu, tapi melihat kesibukan maz, ku tak bisa nunggu maz nawarin aku ngajak keluar,karena bagiku kemungkinan itu hampir tidak ada, ngajak maz keluar aja nunggu aku melas-melas dulu baru maz mau” jawaban dihati yang tak perlu ku ungkapkan.
Di perjalanan pulang, aku beranikan diri untuk bertanya, “status tadi nyindir aku ya?” “ya.. kalau pean ngrasa sih ga’ papa” jawabnya singkat, tu kan bener. Aku tak ingin karena aku terlalu melas hingga dia tak tega nolak permintaanku, tapi aku ingin suatu saat nanti dia mengajakku jalan-jalan karena memang dia yang mau, bukan karena ku yang maksa. “Thank’s maz udah ngajak aku jalan-jalan hari ini”
***
*05 Juni 2011*
Tips g’malez,,,,” cm 1 pean pengen jd apa??? Kl bs jwb it insya allh ada jaln. Orng pngen jd gubernur tdk mgkn hnya brdiam tnpa melakukan sswt g menjdikan dirinya gubernur..” Semoga ini menjadi semangat buat adek, makacih maz.
***
*11 Juni 2011*
            Aku ingin dia yang menjemputku hari ini, tapi ku sms tak terbalas, ku call berkali-kali tak juga diangkat, pantesan dia lagi nampang di depan mimpin sidang. Dan hari ini aku benar-benar geram, aku tak terima dia dijelek-jelekin di depan umum kayak gini, meski dia bilang ini sudah biasa, tapi tetep aja aku tak bisa terima, andai aku cowok, dah memar wajah tu orang,,,,
***
*12 Juni 2011*
Hari ini ku kena zonk... awalnya aku senang, ku ngajak keluar dia langsung YA, meski sebenarnya untuk kepentingan organisasi. Ada satu nama yang membuatku tertarik saat aku buka ha-penya, saat dia baru bangun aja, dia langsung inget sms sang mantan, sedangkan untuk aku? Sms duluanpun jarang dibalez, jadi inget tak satupun sms ku tadi malam diresponnya, meski bagiku ini adalah hal kecil,namun hari ini saat semua teman-temanku pergi ninggalin kamar, dadaku sesek lagi,  air bening ini dengan sendirinya mengalir dari mataku. up date status: “Dia g’kn pernah tau, betapa sakit hatiQ saat Q baca sms itu.“berhakkah aku cemburu maz?Siapa aku? Ku hanya sampah yang dipungut karena dia tak tega membiarkannya berserakan. Hatiku sakit, walau sebenarnya aku g’punya hak u itu..... Ya Allah ku mohon jangan larutkan aku dalam kesedihan ini,,, Amiiiiiiin
***
*26 Juni 2011*
Taukah maz betapa sakitnya hatiku saat ini?Taukah dia perasaanku saat ini saat dia menyapaku dengan innocentnya, sekelibat ku melihat, ku langsung berfikir bahwa sosok cewek yang bersamanya itu adalah cewek yang pernah ia ceritakan padaku, mungkinkah mereka balikan?? Ku semakin sakit saat mengingat tadi malam dia nolak permintaanku untuk keluar dengan sejuta alasan, kenapa dia g’adil ke aku? Kenapa dia begitu jahat? kenapa dia selalu membuat aku sakit? Apa salahku padanya? Ku rasa tak ada alasan untuk menyebut ini sebuah tes untuk yang kesekian kalinya, tak ada tes yang kebetulan kaya’ gini,TIDAK ADA, kalau alasan itu lagi yang dia pakai, semuanya PALSUUU. Aku Benci maz,,, MAZ jahat!!! Aku tak pernah punya maz sejahat dia, benci,,, benci,,Benciii “Terxata aq emg bukan siapa-siapa, Seharusnya itu yang Q sadari dari dulu”Aku bukan siapa-siapa, dan tak seharusnya aku sakit hati,aku benci dia, aku benci pada diriku sendiri, karena aku cemburu padanya, orang yang tak pernah menganggapku ada.
***
*28 Juni 2011*
Bukan niatku untuk memutus silaturrahim ini, namun ku hanya mulai belajar untuk menjadi orang yang tak terlalu berharap, meski untuk bisa melakukannya aku masih butuh perjuangan keras,aku hanya ingin dia ngertiin aku dikit aja....
***
*30 Juni 2011*
Apa yang harus q ceritakan saat ini, menatapnya saja aku g’brani, aku  memang nyuruh dia untuk membaca semua tulisanku. Aku kalah dengan perasaanku, aku terluka karena cintaku, persepsiku yang salah tentang cinta. Tak ada yang salah dengan kata-kata maz hari ini, “ketentraman hati tu bukan karena cowok, tapi tentramkanlah hati dengan lantunan ayat suci” nasehatnya.
Aku harus lapang nerima kenyataan kalau aku memang tak punya celah sedikitpun untuk bisa menyayanginya, bahkan “Lupain aku, anggap saja ini permintaan dari orang yang pean sayangi” itulah pintanya, inilah hal yang paling ku benci seumur hidupku, seburuk itukah kah?Selemah inikah aku? Tak pantaskah orang seperti aku untuk mencintai ataupun dicintai?Tak cukupkah karmaku atas penolakanku kepada mereka di zaman dulu? Andai hati ini  bisa diajak kompromi semudah itu, aku juga ingin keluar dari semua ini, “Q rasa g’kan ada yang bertahan jika teruz tersakiti” lanjutnya, bener banget, aku malah ingin Amnesia aja, agar bisa melupakan semua hal yang menyakitkan ini, Andai semudah itu, andai berusaha melupakan perasaan itu tak malah membuat sakit ini semakin parah, aq pazty lakukan kok...
Saat ini betapa aku merasa aku adalah cewek yang g’punya harga diri, dengan berani bilang aku sayank ma seseorang, bahkan setelah seseorang itu nolak aku? Taukah dia betapa ku sangat bersyukur akhirnya bisa berhenti mengemis cinta dan kata maaf dari Ari, bisa bangkit kembali dari semua keterpurukan masa laluku, setelah dia hadir dalam duniaku, dan haruznya dia tau betapa sakitnya aku saat dengan mudahnya dia bilang “LUPAIN aku, cari yang lain aja” Melakukan sesuatu untuk orang yang disayangi, emang tak ada yang berat, tapi disuruh untuk melupakan orang yang disayangi bukan suatu hal yg mudah, terutama baga orang sepertiQ...
“Terima kasih atas kejujuran maz, walau itu sangat menyakitkanku”
“Sudahlah tak usah terlalu difikir, mungkin dia bukan orang yang ditakdirkan untuk memberikan kebahagiaan untukmu” Ku ingat kata-kata itu saat ku sempet curhat pada seorang teman.
***
*01 Juli 2011*
            Ku sempatkan untuk menuliskan selembar surat untuknya, sebelum aku pergi, namun apa boleh buat setelah ketemu malah ketinggalan dikamar, akhirnya ku layangkan lewat udara dech... intinya sich,, hanya kata MAAF & TERIMA KASIH. “Hati-hati, jaga kondisi” itu pesennya sebelum aku pergi.
***
*07 Juli 2011*
Hari ini ku awali dengan sms “Love You maz”ku tak tau kenapa hanya kata-kata itu yang terbesit dihatiku saat ini, padahal sejak kejadian itu aku sudah mulai berniat mengabulkan permintaannya untuk bisa ku lupakan.
Hari berikutnya ku malah ngebayangin yang aneh-aneh, ku merasa sepi di tengah keramaian ini.. “Kangggggeeeeeeeeennnnnnnnnnn” pesanpun terkirim, dan malah kepikiran ingin banget ketemu dia, ingin menangis sepuas-puasnya, ingin curhat semuanya ke dia,  sungguh ku ingin bisa terbuka  dan bisa cerita banyak hal saat ketemu maz, meski saat ku minta, dia bersi keras bilang “G’BOLEH”
Salahkah aku jika aku sangat ingin melupakan dia? Namun disaat yang sama kini ku merasa sangat butuh dia, terxata harus ku akui,, aku belum bisa melupakannya, aku cayank maz, akankah suatu saat nanti dia bisa punya perasaan yang sama??? Karena ku tau tak ada rasa itu samasekali hari ini.
***
*12 Juli 2011*
Jgn marah... iya bsok keluar.:-( “itu sms terakhirnya, lebih tepatnya sms trakhir kita 3 hari yang lalu setelah nolak kemauanku untuk mengajaknya keluar. Jujur hati ini sakit, tapi aku akan berusaha tetep bertahan.. ku ingin tau seberapa kuat aku bertahan, walau sebenarnya hari ini ku hanya bisa bilang KANGEN, ku jadi pengen nangis.
***
*13 Juli 2011*
Aku nyerah, aku sudah g’betah, air mata ini mengalir begitu aja, gimana tho.. kaq jadinya kaya’ gini, ku kan cuma berusaha nurutin permintaan untuk melupakannya. Akhirnya aku nyerah, aku telfon dia juga, 15menit cukup lah untuk ngobatin kangenku sementara waktu ini.
***
*20 Juli 2011*
Aku seneng banget kali ini kita bisa jalan bareng lagi, meski dia bilang lain kali akan lebih sulit ngajak dia jalan-jalan, kali ini dia membawaku ke tempat yang lebih indah dari yang aku minta, sedih juga dengerin curhatannya tentang satu kisah cintanya yang telah berakhir, dan hari ini terasa begitu indah saat impianku bisa benar-benar terwujud, meski harus memaksa sampai hampir nangis,  ya...akhirnya ku bisa bersandar di bahunya, dan aku bisa mendengarnya melantunan ayat-ayat suci itu, mataku terpejam, hatiku tentram mendengarnya, sungguh aku tak ingin lagi membuka mata ini, aku tak ingin beranjak dari tempat ini, Thank’s GOD, ku harap ini bukan pertemuan terakhir dengannya.
“Kakak...Maaf karena aku selalu merepotkanmu, Maaf karena aku menyayangimu sebesar ini, izinkan aku menyayangimu sebagai adek yang baik, dan terima kasih untuk semuanya, The Best Brother, MazAdjieQ”
Sby, 22 Juli 2011 (14.47)
By: Chiko