Minggu, 19 Juni 2011

Yang Jelas*
Mungkin Tuhan yang menginginkan kita merasakan luka putus cinta
Karena mungkin bagi-Nya orang yang amat kita cintai
Bukanlah yang terindah dalam hidup kita
           Yang jelas ku telah kehilangan dia
Hatiku dan hatinya tak mungkin kan menyatu
Mungkin karena ia tak pernah inginkanku
Mungkin karena ia tak pernah cintaiku
          Yang jelas aku masih amat mencintainya
Hatiku penuh dengan luka
Meski mungkin ia tak tau telah menyakitiku sedalam ini
Meski mungkin aku tak pantas salahkan dirinya
Yang tak pernah memintaku untuk mencintainya
         Yang jelas aku rela luka karenanya
Aku sangat menyayanginya
Berharap aku dapat dicintainya, walau hanya sedetik waktu
Berharap dan berharap bahwa dialah orang yag tercipta untukku
        Yang jelas harapanku takkan pernah jadi nyata
Aku tak pernah menyesal pernah mencintai dirimu
Tapi ku sadari aku harus melangkah pergi dati cinta ini
Aku bukan mengalah
Aku memang telah kalah
Sebab ku tau
Kau telah temukan bahagia itu
Dan bahagiamu bukan aku



Aku tau kamu tak bisa mencintaiku
Aku hanya ingin kamu mengerti
Bahwa aku ingin terus mencintaimu
*diambil dari novel remaja... yang maaf Q lupa judulnya... hanya karena sesuai dengan suasana hatiku waktu itu


Masa lalu takkan pernah kembali lagi jangan ada kata menyesal tapi optimislah karena Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna ketimbang lainnya

Jumat, 03 Juni 2011

SESALKU TAK LAGI BERARTI


SESALKU TAK LAGI BERARTI
Matahari nampak sudah enggan menampakkan sinarnya, langit mulai gelap kehilangan cahaya, suara petirpun mulai menderu, mendung hitam tampaknya sudah tak sabar lagi mengguyur bumi, menyirami bunga-bunga yang telah layu, beginilah suasana sore ini, seakan mengerti suasana hatiku saat ini yang hanya bisa duduk termenung di depan computer memandangi foto-foto kenangan masa laluku, pikiranku mulai menerawang menelusuri masa lalu, masa lalu yang begitu manis, namun terasa begitu singkat, karena semua itu telah hilang ditelan waktu….
***
Sejak 3 tahun lalu ku memendam rasa sayankku padanya, tanpa berani mengungkapnya, hanya karena aku tak tega melihat sahabatku menderita, ya… hanya atas nama Persahabatan. Hanya demi sahabat, ku pendam rasa yang begitu menyiksa ini, karena dulu persahabatan adalah segala-galanya bagiku. Saat itu jomblo menjadi status yang menyenangkan bagiku, ku bebas menyayangi siapapun tanpa harus mengungkapkannya, ku juga bebas berbagi suka dan duka, canda, tawa, tangis dan segalanya,,, Namun semua itu berubah saat aku diberi kesempatan untuk mengungkapkannya, ya… saat aku mulai berani jujur mengungkapkan semua perasaan yang selama ini mengganjal dihatiku, saat kata ‘jadian’ mulai terucap dan sejak status ‘pacaran’ mulai kita jalani. awalnya memang indah… namun hati ini semakin merasa gundah, aku kehilangan dia yang dulu selalu perhatian padaku, selalu memberi semangat kepadaku, aku kehilangan kebebasan untuk meluapkan kegundahan ini, karena hanya ada satu kata ‘cemburu… cemburu dan cemburu…’. Saat pertama jadian jarak bukanlah penghalang keharmonisan kita, saling percaya menjadi komitmen habungan kita, namun lambat laun semuanya berubah, jarak membuat komitmen kita berubah, satu demi satu kecurigaan mulai terungkap, rasa saling tidak percaya, apalagi saat komunikasi kita tersendat karena kita harus tersibukkan dengan urusan masing-masing, keadaan ini diperkeruh dengan adanya dilema cinta yang bergelayut dihatiku,,, ada dua orang yang q sayangi disaat yang bersamaan, meski dalam status yang berbeda, maksud hati ingin mempersatukan mereka, karena memang status mereka dihatiku berbeda, antara kakak ade’, dan antara sepasang kekasih, namun aku gagal, aku telah menyia-nyiakan kesempatan itu, kesempatan yang sejak dulu ku nantikan, kini hubunganku sudah berada diujung tanduk, sehingga kata ‘putus’ menjadi akhir dari hubungan kita yang masih berjalan 5 minggu itu.
Aku selalu berharap kesempatan kedua itu ada untuk ku, ku terus berharap agar cinta itu kembali lagi untuk ku,,, tapi apa yang telah ku lakukan??? saat kesempatan itu datang lagi , aku malah menyia-nyiakan kepercayaan yang ia berikan, aku melakukan kesalahan yang sama, aku kembali menyakitinya, aku telah membuatnya merasa di duakan, dan untuk kedua kalinya, kini dia telah mengakhiri semuanya.
Sejak kejadian itu, ‘MUSUH’ itulah status yang ia sandangkan kepadaku, ia tak mau lagi mengenalku, atau sekedar merespon permintaan maafku,  sejak itu pula aku tersadar akan keegoisanku, aku sadar aku salah… dan yang aku rasakan saat ini adalah rasa sayank ku semakin besar untuknya, aku menyesal telah membuat dia pergi dariku, segala upaya telah ku lakukan hanya untuk mendapatkan kata maaf itu. aku bagaikan pengemis, yang tak pernah berhenti meminta maaf padanya. tapi semuanya sia-sia, semua sudah terlambat dan tak mungkin bisa terulang, penyesalanku sudah tak berarti, karena apa??? karena aku sudah benar-benar kehilangan dia, rasa sayanknya sudah habis untukku, hati itu sudah tertutup rapat untukku, kesempatan untuk merajut kembali kisah kita rasanya sudah sirna.
***
Itulah yang membuatku hanya bisa terpuruk dalam kesedihanku, hidup dengan rasa bersalah yang terus menghantuiku, kenangan kebersamaan yang selalu berlarian  di benakku menjelang tidurku, hari-hari ku lalui dengan genangan air mata, air mata kesedihan, air mata penyesalan, air mata penantian, dan air mata harapan yang selalu mengiringi setiap bait-bait do’aku saat ku bersimpuh, berharap hati itu kembali terbuka untukku.
***
Sembah sujudku pada-MU ya Allah…malam ini dadaku berdegup kencang, bergetar hatiku, saat ku mendengar suara dari sebrang sana, ya,,, malam ini ku diberi kesempatan yang selalu aku nantikan, kesempatan untuk bisa kembali mendengar suaranya, mata ini sudah tak bisa lagi menyembunyikan air mata kebahagiaan. Namun inilah kenyataan yang harus ku terima, cintaku tak dapat terselamatkan,  ternyata hati itu sudah tak dapat lagi terbuka untuk ku, harapan itu sirna saat ia berkata kita hanya dapat menjadi sebatas teman, dan tak mungkin lagi ada kata ‘balikan’ diantara kita, baginya aku tak lebih dari seorang ‘pengkhianat’, walau kata ‘sayank’ juga sempet ia ucapkan untukku. Tangisku semakin menjadi saat ku dengar ia telah melingkarkan cincin tunangan untuk orang lain, meski hingga detik ini ku masih belum bisa percaya itu. Jujur saat ini hatiku hancur berkeping-keping.
Memang kenyataan ini begitu berat untukku, dengan segala penyesalanku, akhirnya ku tersadar, aku pantas mendapatkan semua ini, luka yang ku torehkan untuknya begitu dalam, bahkan sudah sepatutnya ku bersyukur, karena dia masih sudi untuk mengenalku lagi, dia masih menerimaku sebagai teman, dia memotifasi aku untuk belajar, tanpa harus terpuruk dalam kesedihan ini. “Yang lalu biarlah berlalu, sudah saatnya kita membuka lembaran baru yang lebih baik” itulah kata terakhir sebelum ia menutup telponnya. Ku harap ini bukan untuk terakhir kali ku bisa mendengar suaranya.
Saat ini yang bisa ku lakukan adalah mensyukuri anugerah terindah ini, menikmati kebersamaan kita sebagai teman, teman yang akan selalu memberi semangat untukku. Mungkin hanya dengan cara ini ku bisa menyayanginya, menyayanginya setulus hati, jujur sejak ia pergi aku belum bisa membuka hati untuk siapapun, karena hanya dia yang bisa membuat hatiku bergetar, dan enggan rasanya ku bercinta lagi karena aku… sudah cukup sakit dengan semua kisah cinta yang selama ini ku alami.
Tak ingin lagi rasanya ku bercinta
Setelah ku rasa perih
Perpisahan ini membuatku tak berdaya
dan tak dapat lagi rasanya ku tersenyum
Setelah kau pergi meninggalkanku

by: Chiko

Kamis, 02 Juni 2011

Saat cinta mulai pudar


          Bus Jurusan kota pahlawan melaju dengan kencangnya,  ditengah para penumpang dengan berbagai pose melawan pengapnya suasana bus,,, disitulah ada aku dengan wajah mendung ku lebih memilih memejamkan mata… walau sebenarnya rasa kantuk itu tak ada, Entah apa yang ku rasakan hari ini, disatu sisi aku bahagia bisa membuat orang tuaku bangga ku diterima kuliah di luar kota, namun disisi lain hatiku tersiksa, karena ku harus meninggalkan semua kenangan-kenangan kebersamaanku dengan orang- orang yang aku sayangi… Ku tak tau sanggupkah aku menghadapi ganasnya kehidupan kota? Dan mampukah aku untuk membuka lembaran baru disana.. “Lupakan semua urusan Cinta, Jaga nama baik keluarga dan almamatermu” itulah salah satu pesen mereka yang ku ingat.
          5 jam perjalanan akhirnya nyampe’ juga,,, sejenak menikmati suasana kampus dan langsung menuju tempat kost…. Suasananya cukup menyenangkan, orang-orangnya juga cukup ramah, namun karena memang dari awal hatiku sudah g’srek… Q hanya menghabiskan waktuku dengan menangis, ngelamun, dan murung…. Itulah yang menjadi keseharianku disini.
***
3 hari menjalani OSPEK benar-benar membuatku lelah, namun cukup berkesan, apalagi ketika mendengar salah satu Seniornya teriak tepat ditelingaku,,, keringat dingin mulai bercucuran, saking kagetnya, spontan ku angkat wajah yang sudah sedari tadi tertunduk ketakutan itu, eh…. Ternyata teman lamaku dulu, yach… teman yang dimataku hanya seorang pendiam, sekarang bisa menjadi ganas, apalagi dia berteriak tepat ditelingaku. Ingin rasanya ku ngakak sekeras-kerasnya. Namun ku lebih memilih diam… biasalah MABA model kaya’ aku kan masih takut-takutnya pada senior.
Baru saat malam inagurasi, dengan senyum khasnya dia berani menyapaku “Selamat Datang di Kota Surabaya” “Dasar … senyummu mahal banget tau 3 hari kemarin” ucapku manyun “itukan waktu OSPEK, sekarang kan udah selesai??? Yach… maaf wes” jawabnya innocent.
***
Awalnya sih sudah berniat ngelupain masa lalu seperti yang telah diperintahkan, Namun ku g’pernah bisa, bahkan semua masalaluku hadir kembali disaat yang hampir bersamaan, yach walau hanya lewat telpon sich… yang pertama dari nomer baru yang ternyata adalah temen SDku dulu, pake’ acara ngajak jadian lagi… Gila!!! Ya jelaslah ku g’mau, meskipun dia cinta pertamaku atau lebih tepat disebut sebagai ‘Cinta monyet’ ku, Yach… ku hanya bisa nganggep dia kakak. Untungnya dia juga g’banyak komen.
Kedua, Mas Fandi, cowok Pisces yang selama ini ku anggap kakak, sekaligus orang yang paling membuatku berat meninggalkan kota kecilku, meskipun statusnya saat ini tak lebih dari seorang “Best Brother” bagiku, setiap minggu dia pasti sempetin waktu untuk telpon aku, g’tau dech berapa pulsa yang dia abizin,,, meskipun isinya hanya bertengkar,,,rukun lagi, bertengkar,,, rukun lagi,,, tetep aja g’berubah sama seperti dulu ketika kita masih sering ketemu,  sayang disetiap dia telpon tak pernah sedikitpun ia ngasih aku motivasi belajar, padahal ku ingin banget dapat support darinya.
Ada lagi Ipoenk, sejak ku tolak dia 15 Desember 2006 lalu, ku kira cowok Aquarius ini akan membenciku, dan g’mau kenal ku lagi, eh… ternyata dia yang selalu jadi penengah saat ku ada masalah dengan Mas Fandi. Dia yang selalu mensupportku untuk belajar. Bersyukur atas semua yang telah ku dapatkan,  Bahkan saat ini dia malah jadi tempat curhatku, (aku tega ya….), lebih lucunya lagi kita malah saling terbuka tentang perasaan kita masing-masing, apa yang kita alami setelah kejadian pahit di depan plaza itu,,, dia sempat pacaran, tapi sekarang sudah putus. Dia cerita tentang kisah seorang temannya yang mengalami nasib yang sama seperti yang pernah kita alami, dia meminta pendapatku….Ipoenk juga cerita kalau sekarang dia jatuh cinta pada seorang cewe’, dan lagi-lagi dia meminta pendapatku, g’tau kenapa ada perasaan aneh dihatiku, sakit banget, sepertinya ku tak rela jika dia harus memilih orang lain, padahal dia bukan apa-apa ku, bahkan ku sudah pernah menyakiti hatinya. Namun segera ku yakinkan diriku bahwa dia bukan lah milikku, dan  aku g’berhak melarang Ipoenk jatuh cinta pada siapapun, Ku beri dukungan dia untuk berani menyatakan semua perasaannya pada tu cewe’, “Optimis donk kamu bakal diterima, lagian dulu kamu berani nembak aku, kenapa nembak cewe’ lain kamu g’ berani? Ipoenk githu lho… masa’ githu ja g’bisa” dengan gaya so’ rela ku katakan itu, bahkan ku berani nyomblangin dia, dia sudah banyak membantuku ketika ada masalah dengan Mas Fandi, so sekarang giliran aku donk yang ngebantuin dia dapetin kebahagiaannya. “Tapi aku takut Ran, aku takut ditolak lagi, aku g’mau kejadian yang dulu-dulu terulang lagi, ku udach bosan ditolak terus” ucapnya dengan nada melas, ku jadi ngrasa bersalah,,, pasti dulu dia sakit banget waktu ku tolak. “Udahlah Poenk, g’usah mikirin masa lalu githu… yang penting sekarang kamu harus yakin bahwa kamu diterima, Key!!” “Makasih Ran, kamu emang temanku yang paling baik”
***
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam terus berputar berganti hari, tak terasa sudah hampir 2 bulan ku disini, Namun tetep za ku tak bisa ilangin keminderanku di tempat ini, berbaur dengan para mahasiswa yang notabene lulusan terbaik, sedangkan aku??? Hanya seorang ‘ratu tidur’, yang ijazah UAN aja g’sepi dari angka 6, Hanya ketika ku ingat keluargaku, orang-orang yang aku sayangi, yang tak henti-hentinya mendo’akanku, semangat itu kembali muncul dan meyakinkan diriku bahwa ku pazti bisa!! Dan aku harus bisa!!
UTS sudah di depan mata,,,belajarkupun harus ku tingkatkan, Tapi request malam pun tak bisa ku tinggalkan, dan dengan cara itulah ku bisa bangun malam untuk bersimpuh menghadap yang Kuasa.
22 November 2009, Malam ini tak biasanya ku terlelap lebih awal dari biasanya, Hp ku bergetar, Spontan ku terbangun, Ternyata Ipoenk call, Jam dinding dikamarku menunjukkan jam 00.05, Ku angkat telponnya dan rasa kantuk itupun hilang seketika, Hampir 2 jam kita request-an, betapa kagetnya diriku, karena ternyata cewek yang ia maksud dalam setiap ceritanya itu adalah aku, Ya…KIRAN…. Ku bingung, bener-bener bingung, apakah aku siap dengan kata ‘jadian’? Siapkah aku pacaran? Namun, di sisi lain aku tak mungkin menolaknya, aku tak ingin mengecewakannya untuk yang kedua kali, ku rasa sudah cukup pengorbananku selama ini, membohongi hatiku sendiri hanya demi seorang sahabat yang sangat mencintainya, lagi pula tetep za mereka g’bersatu, karena Ipoenk emang sama sekali tak meresponnya, selama ini aku yang selalu beri Ipoenk semangat dan meyakinkan dirinya bahwa dia pasti diterima, lalu apakah aku akan menghancurkan keyakinan itu begitu saja? “Maaf Poenk, ku butuh waktu, beri aku waktu untuk berfikir, 3 hari aja” Pintaku “G’bisa Ran, Ku udah g’mau nunggu lagi, ku g’mau kehilangan kamu untuk yang kedua kali, Ku butuh jawabanmu sekarang juga” Ku tetep merengek untuk minta waktu, tapi tetep aja dia ngotot “Kiran please, Ku hanya butuh jawaban YA ato G’, dan ku ingin kamu jawab pertanyaanku sekarang juga ”. Lama ku terdiam,,, “Woi ketiduran ya…” teriaknya mengagetkanku “G’ koq” “Ya udah, tunggu apa lagi, jawab sekarang donk… apapun jawabanmu ku dah siap koq”ucapnya dengan penuh harap. Ku hela nafas panjang dan…….. “YA” itulah jawabanku. Ku dengar nada kegembiraan darinya “Eits… tunggu dulu, tapi ku punya satu permintaan yang mungkin cukup berat untuk kamu” “Emang apa?”tanyanya penasaran. “Ku masih tetep bisa nganggep mas Fandi kakak kan?” “Ooo… soal itu,, g’ masalah koq” jawabnya. “Makasih atas pengertian kamu” Jawabku “makasih juga Ran, Ku janji akan berusaha setia ma kamu, sekalipun kita terpisah oleh jarak” “So mulai detik ini kita resmi jadian” Kebahagiaan itupun tak bisa ku sembunyikan lagi, di saat semua insan terlarut dalam mimpi indah mereka. Kini kita berduapun menikmati kebahagiaan itu “Ya udah,,, cekarang kamu istirahat dulu ya…, besok kan kamu harus kuliah, Assalamu’alaikum…” “Kamu juga.. Wa’alaikum salam” Telponpun terputus… ‘Saling percaya’ itulah komitmen hubungan kami “Terima kasih ya Allah, hari ini Engkau telah mengembalikan sesuatu yang dulu sempat hilang dariku”
Ku langkahkan kaki  untuk mengambil air wudlu’. Ku bersimpuh menghadap Ilahi,, air mata rasa syukur pun tak bisa ku bendung lagi. Ku hanya berharap hubungan ini bisa berjalan baik, dan yang pasti bukan membuat kuliahkan hancur, melainkan sebagai motifasiku untuk lebih semangat menjalani hari-hariku.
***
Pagi ini tanpa sungkan ku beritahu kabar bahagia ini pada Mas Fandi,,, dia hanya bisa mendoakan hubungan kita bisa langgeng. Amiiin… Namun g’tau kenapa ku merasakan ada yang g’ enak dengan nada bicaranya,,, tapi udahlah,,, ku g’mau terlalu mikirin hal itu. Lagipula saat ini antara kita cuma antara kakak dan adik. Ku sekarang sudah punya Ipoenk,,, orang yang sangat aku sayangi… aku akan berusaha untuk setia,,, biarlah Mas Fandi bahagia dengan kehidupannya yang sekarang.
Masa awal pacaran, memang saat-saat paling indah, sms lebih dari 3x sehari, hanya sekedar Tanya gimana kabar? lagi ngapain? dah maem belom? Emang sih kadang cukup membosankan, namun ketika sehari aja kata-kata itu g’da, rasanya dah beda banget… 
Kalau aku boleh jujur, ku jauh lebih bahagia ketika menjadi sahabatnya, saat dia bilang padaku, akulah cewe’ terdekatnya, saat itu ku begitu bebas bercerita, mengutarakan semau apa yang ku rasakan, baik tentang perasaanku ke dia, tentang mas Fandi, maupun tentang keseharianku dikampus… Itulah yang tak bisa ku lakukan saat aku telah menjadi pacarnya saat ini,,, sedikit…sedikit cemburu,,, cemburu,,, dan cemburu,,, bahkan dia udah jarang kacih aku saran dan nasehat-nasehat penyejuk hati. Tapi apakah aku harus menyesal? Ku tak ingin putus dari Ipoenk, karena konsekwensinya adalah aku tak boleh mengenalnya lagi… Aku bingung, aku g’mau itu terjadi, aku ingin Ipoenk yang dulu kembali….
***
Hari-hari selanjutnya tak seindah yang ku bayangkan… hatiku mulai bimbang karena sikap mas Fandi berubah semenjak ku jadian ma Ipoenk… ditambah lagi kecemburuan Ipoenk yang makin tak beralasan… bukankah dia sendiri yang menerima persyaratanku untuk bisa menerima kalau ku tetep jadi adiknya mas Fandi? Akhirnya ku putuskan “Ya udah kalau emang kamu belum bisa percaya ma aku, lebih baik g’usah hubungi aku dulu, sampai kamu bisa percaya aku sepenuhnya” Sejak saat itu Hp ku jadi sepi, sepi banget,,, tak ada lagi sms untuk sekedar Tanya kabar dll. Parahnya lagi ku dengar dari teman-temanku, kita berdua putus, dan akulah yang mutusin dia, padahal tak pernah sekalipun ku bilang putus, secara gitu… aku sudah terlanjur sayank banget ma dia. Yach… hubungan kita hanya bertahan 5 minggu,,, kita resmi putus tepat di malam tahun baru 2009, setelah sebelumnya ku minta kejelasan atas hubungan kita. Kehilangan 2 orang yang ku sayangi sekaligus, Ipoenk & mas Fandi.  Sejak kejadian itu ku bener-bener nge-Drop,,, UAS sudah didepan mata, namun konsentrasi belajarku masih pecah… Untunglah ku masih punya seorang sahabat yang masih siap mendengarkan semua keluh kesahku, meski dia tak bisa menyembuhkan lukaku, paling g’ dia bisa memberiku sedikit semangat untuk bangkit. “Ya Allah.. izinkan aku bisa lalui semua ini dengan Ikhlash, ku tak mau UAS ku hancur hanya karena masalah ini”
2 minggu ku lalui UAS ku dengan hati yang masih hancur… tak heran jika IP yang ku dapatkan hanya pas-pasan, Tapi syukurlah bukan IP terendah.
Ku putuskan menghabiskan liburan panjangku di luar kota, ku emang bener-bener meminimalisir waktu pulangku saat ini, ku masih belum sanggup untuk bertemu dia. sekaligus refreshing setelah lalui masa-masa sulit UASku.
Hari-hari yang cukup menyenangkan, nambah teman, pengalaman, keliling menikmati keindahan alam, dan tak lupa wisata kuliner ke setiap warung,,, (cari yang paling uenak + murah, he3x…), suasana disini membuatku sedikit melupakan kesedihanku…. 
***
Malam ini Ku bener-bener kaget ketika ku buka sms dari sahabatku “I Love U”, “Maksudnya?” balasku,,, dia malah mengirim sms yang sama… Ku bener-bener ingin marah,,, Ku g’ngerti deh,, yang jelas ku g’ ingin semua ini terjadi, Ku tolak dia mentah-mentah, 1 alasanku, Ku hanya ingin pertahankan persahabatan qta,,, persahabatan yang selama ini sudah terajut indah, Ku tak mau semua itu ternodai dengan  kata Cinta, lagipula aku masih trauma… ku bener-bener takut kehilangan sahabatku yang satu ini, sahabat yang baru 1x bertemu, namun sudah terasa begitu akrab,,, untukku saat ini ‘Persahabatan itu lebih indah dari pada Percintaan’
Dia tak lagi balas smsku, Ku benar-benar panik, ku call dia berkali-kali, namun tak juga diangkat, semalaman aku menangis hanya karena masalah ini,,, di tengah tangisku akhirnya dia balas juga “Tenang ja,Q lum mati kq” “Q bner2 minta 5af,Q g’bs nrima kmu,cz q ingn perthnin pshbtn qt”balasQ… akhirnya ku bisa terlelap dengan mata yang masih sembab.
Keesokan harinya dia telpon, betapa malunya diriku, saat ku tau ternyata dia hanya ngerjain aku untuk memperingati ‘Valentin Day’,”huh dasar,,,, bikin panik orang ja…” “Emang itu yang ku mau, he3x” jawabnya sambil cengengesan.  Tapi tentunya ku mendapat hikmah besar dari kejadian itu, Ku bisa buktikan kalau aku bisa mempertahankan Persahabatan ku dengannya,,, Ku hanya berharap dialah sahabat sejatiku.
***
Tak terasa masa aktifku disini udah habis,,, besok ku harus kembali menuju Udara panas kota Pahlawan lagi… dan pastinya juga pulang kampung donk!! Ku dah kangen ma keluargaku, g’sabar rasanya ingin segera nyerocos menceritakan semuanya. So acara malam ini adalah packing- packing.
Di tengah asyik-asyiknya packing, tiba-tiba Hp ku berdering, Privat Number “Halo…Assalamu’alaikum. ni capa ya?”ucapku pertama kali “Wa’alaikum salam, masa’ dah lupa sih ma Q?” jawabnya dari seberang, sepertinya ku kenal suara ini, suara yang begitu familiar di telingaku, yach suara Ipoenk, tapi g’mungkin, dia g’mungkin telpon aku, bukannya dia sudah tak mau mengenalku lagi? “Jangan mimpi kamu Ran,,, Sadar!!!Sadar!!!” akupun berusaha bangun dari khayalanku. “Halo.. Kiran,,, kok diem sich,,, Ku tau kamu pasti kaget kan ku telpon? Aku Ipoenk Ran, masa’ g’inget sih?!?” “I….Ipoenk., Ipoenk mantan Ku??” “Iya Aku Ipoenk” Suara diberangkupun tampak meyakinkanku “Aku g’mimpi kan?”ucapku sambil menepuk-nepuk pipiku “G’kok kamu g’mimpi, aku bener-bener Ipoenk yang sekarang gi telpon kamu”“Bukannya  Ipoenk udah g’mau kenal aku lagi?” Ku masih ragu “Ya udah kalau kamu g’percaya, gimana kalau kita kenalan lagi? Namaku Briyan,,, Ipoenk Febriyan, Namamu siapa?” dia pun memperkenalkan diri, dan dari nada bicaranya yang khas inilah ku mulai yakin bahwa dia bener-bener Ipoenk, dan aku g’sedang mimpi, “Namaku Kirana Saputri”jawabku, Kami pun tertawa bareng… lucu kaleee kenalan ma orang yang sudah kenal, apalagi mantan, Kali ini ku tak dapat sembunyikan kebahagiaanku, dan tanpa terasa air bening itupun mengalir dari sudut mataku… “Ya udah kapan-kapan aja ku telpon lagi, kamu pasti cape’ kan? assalamu’alaikum…” “Wa’alaikum salam”jawabku. Telponpun terputus,”Dari siapa sih Ran…Koq kamu sampe’ nangis githu?” Tanya salah satu temenku “Ada dech… yang jelas malam ini ku bahagia……… banget” jawabku seraya menghapus air mataku. Akupun melanjutkan acara Packingku yang sempat tertunda. “Thank’s God, anugerah-MU begitu indah malam ini”
***
Pagi ini ada banjir air mata di tempat kostku,,, ya… detik-detik perpisahan besama temen-temen, jadi terharu,,,,
3 jam perjalanan, akhirnya aku bersama teman-teman yang lain xampe’ di Surabaya,,, dan tampaknya mataku sudah tak mau lagi berkompromi, selepas menunaikan ritual sholat Isya’, Ku langsung terlelap sampai pagi… dan Cayoooo!!! Pulang kampung githu lho…..
***
Tak ada yang berubah dengan suasana rumah ini, tetap sama seperti saat ku meninggalkannya 6 bulan yang lalu,,, tapi yang jelas tambah rame,, ada aku, kakakku dan adikku, kebetulan liburan kita bareng, so… kita bisa saling bertukar cerita deh…. Tentang adikku dengan teman-teman barunya di MTs, kakakku dengan suasana kampusnya, dan aku dengan berjuta cerita yang ada, kadang aku ngrasa mereka bosen dengan semua ceritaku, yang dari dulu itu-itu aja, g’ganti personil, kalau g’pertengkaranku dengan mas Fandi, tentang Ipoenk, kalau g’githu,,, tentang kebiasaan ngantuk ku yang masih belum bisa ku ilangin meski dah duduk di bangku kuliah, Ya beginilah Kiran,,, belum bisa berubah, walau sudah jadi mahasiswa, tetep aja  kekanak-kanakan…
***
Liburan semesterpun berakhir… itu artinya ku harus kembali menjalani hari-hariku dikampus… andai waktu bisa terhenti, ku masih malez banget  berhadapan dengan pelajaran-pelajaran kuliahku,  ingin ku lebih lama disini, menikmati kebersamaan dengan keluargaku, tapi sayang waktu terus berjalan dan mau g’mau ku tetep harus balik ke Surabaya hari ini juga.
***
Sesuai dengan janjinya saat itu, Ipoenk kembali menghubungiku, sms aku seperti biasa, kita mulai akrab lagi, setelah meluruskan kesalahfahaman diantara kita, kita sepakat balikan, dan aku sih ingin kita balikan tepat dihari Ultahku, tapi dia g’setuju, rasanya terlalu lama, so 2 minggu sebelum Ultahku kita dah resmi balikan. Tentunya lebih serius dari yang kemarin, yang pasti kebahagiaaan itu kini telah kembali,, Dia janji akan menemuiku disini, tapi bagiku kemungkinan itu sangat kecil, mengingat jarak antara kita terlalu jauh.
Namun kini semua itu terbukti, dapet 5 hari jadian, dia kesini menemuiku, ya… malam ini ku g’mimpi. Dia bener-bener ada dihadapanku, meski hanya 1 jam, sebenarnya sih, ku masih ingin lebih lama bersamanya, namun tampaknya waktu tak dapat berkompromi, jam 9 malam kostku sudah tutup, so ku harus pulang sebelum jam itu, dia hanya sempat mengantarku sampai ujung gang, ku kecup tangannya sebagai tanda perpisahan, malam ini aku bahagia banget…
Tapi baru dapat 1 minggu, lagi-lagi ada batu sandungan dalam hubungan kita. “Q dh tau smua,trxta Q hx djadiin plampiasan za,q kcw m qm”  g’tau ada angin apa. tiba-tiba Ipoenk sms kaya’ githu… apa salahku? Padahal dengan berat hati, aku sudah berusaha menjauh dari mas Fandi hanya demi dia. Tapi kenapa dia belum juga percaya?? Q sudah berusaha menjelaskan kepadanya, bahkan ku juga minta tolong pada teman-temannya. Tapi hasilnya nihil. Dia tetep marah…
Besok hari Ultahku, namun sampai detik inipun g’da sms ataupun telpon dari Ipoenk, akankah  kata “Putus” yang akan jadi kado Ultahku kali ini? Ku hanya bisa berharap hal itu tak terjadi. Akupun terlelap dengan air mata yang masih menggenang.
Tepat jam 12 malam Hp ku berdering, dengan rasa kantuk yang masih merasuk ku angkat telpon itu “HAPPY BIRTH DAY Cayank” terdengar suara dari seberang, Ipoenk,,, ya itu suara Ipoenk, “Aku g’mimpi kan?”akupun menepuk-nepuk pipiku, g’ aku g’mimpi, ini nyata… “Ini beneran Ipoenkku kan?”ku berusaha meyakinkan “Iya, ini aku, met ultah cayank, maafinku yach… kamu pasti bingung dengan sms ku yang kemarin, g’usah dipikin, itu hanya rencana kita untuk ngerjain kamu kq, he…3x” “Ih… rese’ banget sih… aku kan takut banget…” “Ya maaf, kan ku cuma ingin kaci kejutan za untuk Ultah kamu” “Tapi temen-temen kamu?” “Ya kan biar tambah seru, kalau mereka bongkar duluan kan bukan surprise namanya, ya kan?” aku bener-bener terharu, bahagia,,, banget, tak terasa air mata mulai membasahi pipiku, inilah Ultah pertama ku punya pacar,,, dan dialah orang pertama yang ngucapin Ultah padaku. Ku bisa bernafas lega karena batu sandungan itu hanya sebuah  sandiwara “Oya kadonya nyusul ya… nunggu kita ketemu aja,Key!!” “Emang aku mau dikasih kado apa?” tanyaku “Rahasia donk!!!” kurang lebih 3  jam kita lepas kangen setelah 1 minggu dia nyuekin aku, rasanya malam ini sudah terbayar,, “Terima kasih Ya Allah, Ku harap di tahun ini ku bisa menjadi lebih baik dari tahun kemarin.
Keesokan harinya, ucapan Ultahpun, mulai berdatangan meramaikan phonecell ku, tak dapat ku pungkiri bahwa saat ini ku sangat bahagia.
***
Semester kedua ini adalah semester perjuangan bagiku, ku harus berjuang membuktikan pada semua orang bahwa cinta tak selamanya berdampak buruk, cinta bisa membuatku lebih baik, Ipoenk adalah semangat dalam hidupku. Dukungan yang selalu ia berikan untukku, walau 2 minggu ia sengaja tak menghubungiku agar ku bisa konsen menghadapi UAS sama sekali tak sia-sia, juga tak lepas dari ketulusan do’a keluargaku,  Akhirnya UAS ku semester ini berjalan lancar, IP ku naik 0,3 point, betapa bahagianya diriku,,,
Inilah hari yang ku nanti, liburanpun tiba, meski hanya sebentar sih… ku tak sabar lagi menanti pertemuanku dengan sang pujaan hati… tak heran jika ba’da shubuhpun aku langsung meluncur pulang…
Kurang lebih setengah jam ku menunggunya di terminal, akhirnya Ipoenk muncul juga, dia meluncur dengan mio-nya membawaku ke tempat yang sangat sejuk, sambil menikmati panorama danau yang indah, kita berduapun melepas rindu yang selama ini terpendam, “Kado untuk ku mana?” tanyaku basa-basi. Diapun mulai merogoh sakunya “Aduh maaf ya,,, kadonya ketinggalan, soalnya tadi aku terburu-buru, kamu g’marah kan?” tampak raut  penyesalan di wajahnya “Ya g’papa kok, bagiku bisa bersama denganmu saat ini aja aku sudah sene…ng banget”
Inikah yang dinamakan pacaran? Duduk berdua… ngobrol dan sesekali kita tertawa bareng…. Beradu pandang… ya… hanya itu yang kita lakukan…
Namun pertemuan kita ‘Sad ending ’ dia marah hanya karena cincin yang masih tersemat di jari manisku ini, ya.. cincin kado ultah dari mas Fandi 2 tahun lalu, emang aku salah? Cincin ini kan sudah sepenuhnya menjadi hak milikku, so mau ku pake’ kek, mau ku lepas,,, itu samasekali g’ada hubungannya dengan perasaanku ke mas Fandi “Antara aku dan mas Fandi udah g’ ada apa-apa, dia hanya masalaluku, yang ada dihatiku saat ini hanya kamu, percaya donk ma aku?” namun dia tak mau mendengarkan sedikitpun penjelasan aku,,, Ipoenk melajukan mio-nya sangat kencang, spontan ke peluk dia erat sambil memejamkan mata, sepanjang perjalanan dia hanya diam membisu, ku lepas cincin itu “ini kan yang kamu mau?”ucapku, namun tetep aja dia membisu. Setelah menurunkanku, tanpa sempat ku berkata sepatah katapun, dia langsung melesat pergi...
Untung aja kesalahfahaman ini tidak berlangsung lama, Cuma 2 hari, Alhamdulillah kita bisa baikan lagi.
***
Sekarang ada acara pernikahan di rumah temanku, tadi sih berangkatnya bareng ma teman-temanku, tapi pulangnya kita terpencar, ya… pulang ke rumah masing-masing tentunya.  Sudah 2 jam ku menunggu, namun belum juga aku di jemput, so alternatif terakhir, ku minta Ipoenk untuk mengantarku pulang. Kita mampir di sebuah tempat yang pemandangannya tak kalah indah dari yang kemarin, untuk kali ini dia menyematkan kalung dileherku, sebagai hadiah ultah yang pernah ia janjikan. Hari sudah menjelang sore, dia pun mengantarku pulang. Sampai rumah, ku persilahkan dia duduk, akupun menuju dapur untuk membuatkan teh hangat untuknya, karena matahari sudah enggan menampakkan dirinya, Ipoenkpun pamit pulang.
***
Waktu terus berjalan, Semakin hari hubungan kita bisa dibilang semakin mesra, ku mulai berani memanggil dia ‘cayank’, awalnya hanya dalam sms, selanjutnya di setiap request,  kita juga punya ciri khas dalam smsan, ya kata ‘peian’ untuk sapaan selain ‘cayank’, sampai akhirnya kita punya salam penutup sendiri untuk mengakhiri setiap request-an kita. Namun hal itu hanya berjalan beberapa bulan saja, aku mulai mendengar kabar-kabar tak sedap tentang Ipoenk, apalagi saat ini hampir semua kegiatannya bersama dengan seorang cewe’ yang tak lain adalah mantannya sendiri? Pantas kan jika aku sangat cemburu mendengarnya, ataukah ini karma bagiku? Karena selama ini ku masih belum bisa mengusir mas Fandi dari hatiku walau hanya sebagai kakak?
Di tengah kecemburuan dan rasa takut kehilangan yang selalu menghantuiku, “Kiran ,tdi Ipoenk nganterin Imas pulang, tolong cek ada apa? Kuatir slingkuh” Ku tak bisa lagi  membendung air mata, ketika ku  buka sms yang telah membuatku terbangun itu. Ternyata  ini yang pengen dia katakan padaku beberapa jam yang lalu, yach ku masih ingat banget isi sms yang baru aja ku hapus itu, “Cayank,q pngn ngmng sesuatu m peian, tp q takut peian mrah. ” q sempet tersenyum ketika ternyata dia hanya bilang ‘kangen’. Ku  g’tau mana yg harus ku percaya, yang jelas saat ini hatiku sakit banget, inilah saatnya kepercayaan kita diuji, ku sudah berusaha meminta penjelasan kepadanya, jawabannya ‘tidak, kabar itu tidak benar’, ku yakinkan diriku untuk lebih percaya Ipoenk dari pada gosip-gosip yang beredar itu. Karena ku sangat menyayanginya, dan aku g’mau kehilangan dia.
Namun sejak kejadian itu ku merasa hubungan kita semakin jauh, apalagi sekarang dia hanya mau menghubungiku 1 minggu sekali, saat malam minggu doank! Keraguanku semakin parah saat kalung itu tiba-tiba terputus, Ku ngrasa Ipoenk yang saat ini beda dengan Ipoenk yang dulu ku kenal, dia tak lagi pedulikanku, dia tak lagi perhatikanku, saat ini dia lebih  sibuk dengan kegiatannya sendiri, apakah rasa cinta itu sudah mulai pudar?
Disaat yang bersamaan, mas Fandi hadir mengisi hari-hariku, dia datang menghibur dikala gundahku, melantunkan lagu kenangan kita dulu,  ku sadar ku tak mungkin berpaling lagi pada dirinya, tapi mengapa ia datang disaat-saat seperti ini?  
“Ya Allah ku bersimpuh di hadap-Mu, ku mohon dengan sangat jangan biarkan perasaan itu hadir lagi dihatiku, ku tak mau mengulang kesalahanku untuk yang kesekian kali, ku juga g’mau mengkhianati Ipoenk, Ku sudah terlanjur sayank banget ma Ipoenk, walau saat ini aku ngrasa semakin jauh darinya, Ku mohon tunjukkan aku jalan yang terbaik. Amiin”
***
Suara takbir menggema diseluruh belahan dunia, ya… saat inilah seluruh umat Islam merayakan kemenangan, Idoel Fitri adalah hari yang ditunggu oleh semua orang, dimana seluruh keluarga berkumpul, bersilaturrahim kepada tetangga, tak lain juga dengan aku, menyenangkan berkumpul bersama seluruh keluargaku,  namun rasanya tahun ini berbeda, tak ada lagi mas Fandi seperti Idoel Fitri tahun lalu, Ipoenkpun demikian, dia tak pernah mau kesini untuk sekedar menemuiku, hanya karena aku tak mau diajak keluar. bahkan sampai ku memohonpun untuk kedatangan dia kesini, tak sedikitpun ia abaikan…. Teman-teman  adikku kesini, teman-teman kakakku juga, sedangkan aku? Tak ada satupun temanku yang kesini? ku jadi sedih…!(hiks…hiks…hiks…). Ku bener-bener kecewa, waktuku libur ku hanya tinggal beberapa hari lagi, dan kali ini ku hanya bisa berkhayal…berharap Engkau antarkan dia dengan cintaMU ya…ALLAH….  
Ku putuskan untuk telpon mas Fandi, memintanya datang kesini, esok harinya dia benar-benar datang, ya diatas semua kekecewaanku mengharap kehadiran Ipoenk, dia datang seorang diri, ku sempat nyuruh dia ngajak Ipoenk kesini, tapi Ipoenknya g’ada.  Sifat manjaku keluar, hati kecilku yang sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri, membuatku berani merebut cincin yang melingkar di jarinya, tanpa sadar ku genggam erat tangannya, enggan rasanya ku lepas, namun akhirnya ku tersadar, Genggaman itupun terlepas. aku masih punya Ipoenk,,, aku masih punya Ipoenk,,, perasaan ini g’boleh ada lagi, ingat Kiran kamu masih punya Ipoenk!!! Ya ini tak boleh terjadi.. aku g’boleh mengkhianati Ipoenk… mas Fandi hanyalah seorang kakak bagiku, Ipoenk adalah satu-satunya orang yang ada dihatiku saat ini. Tak lama kemudian diapun  pamit pulang. Andai Ipoenk yang kesini?? Pasti aku akan lebih bahagia…
Di saat aku sudah mulai berhenti berharap, akhirnya Ipoenk datang juga, dengan keadaan basah kuyup, karena hujan deras diluar sana, dia pasti kedinginan, hanya demi aku, hujanpun ia terjang, … ku jadi terharu… saat ini hanya kita berdua dirumah. Dan yang pasti kemesraan itu ada,  lebih dari manjaku pada mas Fandi waktu itu. walau hanya sebentar kita bersama, karena dia harus terburu-buru menjemput saudaranya di sekolah.  Aku seneng banget,,,, rasanya kemarahan dan kekecewaanku dihari-hari kemarin hilang gitu aja..
Liburanpun telah usai, ku harus kembali ke bangku kuliahku…
***
Hari-hari ku dengan Ipoenkpun kembali damai, kita berusaha untuk lebih saling mengerti, tapi  saat aku mulai bisa meyakinkan Ipoenk tentang posisi mas Fandi yang hanya sebagai kakak di hatiku… ”Askum de’ jk smsku hx akn mmbuat km khilangn sgalax, lbih baik Qt g’sh da kmuniksi lgy ws, Q ikhlas kq” Ya Allah… Apakah  Q harus kehilangan mas Fandi lagi? Padahal baru kemarin ku ngrasa kembali menjadi Ade’x……. “yws tp jgn prnh lupa m temenmu yg pling imoet ni y…” jujur ku sedih banget…………….
***
Malam ini ku kesepian banget, mau telpon mas Fandi, dia udah melarangku, mau telpon Ipoenk belum malam minggu, perjanjian kita kan tetep, hanya boleh request-an malam minggu aja. Tapi,,, hatiku sama sekali tak bisa tenang, apalagi setelah mimpi burukku semalam, ya… aku mimpi  Ipoenk selingkuh di hadapanku, dia bilang kalau sebenarnya dia tak pernah cinta ma aku, aku benar-benar takut,,, aku takut kehilangan dia lagi,,, akhirnya ku putuskan untuk sms dia Kl Q maux tlpn sekarang, masa’ hrus nunggu 3 mlm lgy???” lama ku tunggu balasnya, akhirnya datang juga,,, malam ini kita jadi request-an. Tapi lagi-lagi ku harus kecewa, yang ngangkat malah mas Fandi, jujur ku g’mau lagi terlalu berharap padanya, karena itu hanya membuat hatiku semakin hancur, dia sudah menegaskan kepadaku bahwa dari dulu sampai sekarang, dia tak punya perasaan apa-apa padaku. Ya… selama ini ku hanya terlalu GR, dengan perhatian yang ia berikan. Ku putuskan untuk mematikan hp dan menunggu beberapa saat. 10 menit kemudian ada mcall, langsung ja ku telpon balik, bener dia Ipoenk. Tapi bukan Ipoenk yang kemarin, karena Ipoenk yang malam ini samasekali tak perhatian ma aku, kaya’nya dia lebih seneng lewati hari-harinya tanpa ada kabarku. bahkan tanya kabarku pun dia G’. karena ku tak kuasa bicara, dia memilih menyuruhku menutup telpon, padahal  ku hanya ingin mendegar langsung darinya kalau dia ‘kangen’ ma aku. tapi itu hanyalah mimpi, malah yang ada aku dimarahin, parahnya lagi dia malah melarangku pulang liburan Idoel Adha ini, kecurigaanku semakin menjadi, aku takut mimpiku waktu itu benar-benar terjadi, ya… aku mimpi dia selingkuh, ku pilih untuk mengakhiri request-anku, jawab salamnyapun  ku  sudah g’mood. Tak kuasa  menahan semua ini derai air mataku mengalir begitu deras. Meski sudah ku paksakan  untuk menutup  mata ini.
Sehari  sebelum pulang ku telpon dia lagi, ku merengek agar ku di izinin pulang, akhirnya dia memperbolehkanku, dan aku juga meminta dia untuk sekalian menjemputku.
***
Jam terakhir tak bisa di lobby, terpaksa ku pulang setelah dhuhur,  yang penting hari ini aku harus pulang, dia udah janji menjemputku, aku tak ingin semua rencanaku batal begitu saja, sekalian aku akan membuktikan semua kegundahanku, ku ingin tahu, masih adakah getaran cinta itu?
Langit mendung, air hujan rasanya sudah tak sabar ingin mengguyur bumi… dalam bis ku hanya berdo’a  semoga hujan tidak mengguyur kotaku sebelum aku nyampe’, ditengah perjalanan Hp ku berdering “Assalamu’alaikum cayank, peian ada dimana?” Suara Ipoenk dari seberang “Aku masih di jalan, insyaAllah 2 jam lagi nyampe’, jadi kan jemput aku?” “Jadi donk!ya udah, entar kalau udah nyampe’ sms ya?” “Yupz!”jawabku singkat “Ya udah peian hati-hati dijalan, wassalam ” “Wa’alaikum salam” telponpun terputus
Jam 5 sore aku sudah sampai di terminal, tapi dia belum juga datang, hampir setengah jam ku menunggu, akhirnya dia datang juga, tapi apa yang terjadi???  ku sama sekali tak merasakan getaran cinta itu lagi saat memandangnya, dia pun sepertinya sama, tak ada ekspresi yang menunjukkan cinta, seperti ketika dia menjemputku beberapa bulan yang lalu, ketika kita baru jadian, Ada apa sebenarnya dengan perasaan kita? Apa benar cinta itu sudah mulai pudar? Apa arti dari semua ini???
Kini ku berdua dengannya, tapi hati ini masih terasa begitu jauh. Dia akan mengajakku pergi ba’da Isya’ nanti, Tapi ku ajak dia menemani buka puasaku, Keliling-keliling akhirnya kita sampai di sebuah lesehan, 2 porsi ayam kampung dan 2 gelas es jeruk terhidang dimeja kami, ku santap makanan itu tanpa semangat, mood makanku benar-benar sudah hilang, karena orang yang dihadapanku saat ini g’seperti yang ku bayangkan. Dia Nampak begitu galak didepanku, seakan tak memperhatikanku sedikitpun, padahal ku ingin dimanjanya, ku sengaja melakukan hal-hal aneh, untuk mendapat perhatiannya, sesekali ku coba menatap matanya, tapi gagal karena sejauh ini ku tak menemukan cahaya cinta dimatanya untukku (so’ tau gue). Dia malah membentakku, ku memancing dia untuk bicara, untuk sedikit memperhatikanku, tapi NIHIL…. Hatiku belum merasakan Cinta itu ada dalam dirinya, sampai akhirnya dia membeli rokok.  ku bener-bener  g’habis fikir,,,dia pernah janji untuk tidak merokok di depanku, tapi nyatanya???? Tanpa pikir panjang ku tinggalkan warung itu, Dia nampak bingung dan marah, gimana tidak minuman yang belum ia sentuh samasekali itu sudah dirapikan oleh  si penjual. Tanpa banyak bicara dia melajukan motornya, kita mampir untuk menunaikan sholat maghrib, tapi jangankan mau menjabat tangannya, ku langsung dibentak untuk langsung meninggalkanya. Perasaan tak enak itupun semakin merasukiku, kenapa pertemuan ini tak semanis yang ku harapkan????
Sesuai yang telah dijanjikan, malam ini kita keluar,  kita muter-muter  jalan raya lebih dari 3x hanya karena ku tak mau diberhentikan di tempat gelap, dia semakin marah, dan ku juga lebih milih diam…Sampai akhirnya kita menemukan sebuah tempat yang menjadi pilihan terakhir kita. Ya Allah ku sungguh merasa berdosa, ditengah takbir kebesaranMU menggema, ku malah berduaan ditempat ini,  ku tak punya kesempatan untuk menatap matanya, lagi-lagi ku merasa masih sangat jauh darinya. Padahal jarak kita saat ini sudah sangat dekat, masih belum bisa ku temukan getaran Cinta itu, akhirnya ku beranikan diri  tuk bertanya”Bosankah peian padaku?” jawabannya ”Sering” Dia bosan dengan LDR (Long Distance Relationship) ini, mungkin dia tak sanggup jalani LDR ini, “Apa peian ingin  kita putus?” “kalau ‘Ya’ kenapa, kalau ‘g’ kenapa?” diapun balik tanya, “Kalau ‘Ya’ peian boleh mutus aku, ku g’papa kok, asal peian bisa bahagia kalau ‘G’ ya… ku akan seneng banget karena itu artinya peian masih bisa bertahan dengan LDR kita” jawabku. Dia salah faham atas pernyataanku kali ini, dia kira aku minta putus, itulah yang membuat ia marah. dan lebih parah lagi ketika ku tak bisa mengabulkan permintaannya untuk membuktikan cintaku, “Apakah hanya ini bukti Cinta itu? tak ada yg lainkah???” Sempat ada pertengkaran antara kita, emosinya memuncak, tanpa pikir panjang lagi dia mengajakku pulang “Pertemuan ini percuma bagiku, kita sudah lama tak bertemu, tapi peian malah membuatku kecewa” tuturnya, Dia melajukan motor dengan begitu kencang, tanpa ada sepatah katapun yang keluar, walau ku sudah berusaha untuk bicara, dia turunkan aku ditempat  yang ku minta, dan tanpa kata-kata sedikitpun, tanpa pamit, tanpa menatapku, tanpa sempat ku mengucapkan sepatah kata, dia sudah menghilang dari hadapanku. “Ya Allah, ku harap ku tak salah mengambil langkah ini” mataku tak mampu terpejam, ku hanya menunggu Hp ku berdering, namun sampai larut malam tak ada sedikitpun dering hp tanda sms masuk, itu tandanya dia bener-bener marah padaku.
Ketika getaran cinta tak lagi ada
Saat itulah rasa cinta mulai pudar
Ketika cinta mulai pudar
Sirna lah sejuta harapan
***
Takbir menggema sejak dini hari, Q beranjak ke kamar mandi, mandi seraya mengambil air wudlu dan sholat shubuh, kemudian bersiap-siap untuk sholat ‘Idul Adha, Di masjid yang megah ini, ku tak melihatnya. Entah berada dimana ia saat ini. Sepulangnya dari sholat ‘Id, ku lirik hpku yg kini telah masih merana tanpa suara itu, artinya tak ada tanda-tanda sms dari Ipoenk.
dengan wajah lusuh ku menyambut pagi ini, yang ada bibenakku saat ini , siapkah aku kehilangan Ipoenk??? Ku sudah berusaha menghubuginya berkali-kali, tapi tak pernah diangkat, di reject  malah,,, ku putuskan untuk mengirim pesan Q CAYANK M PEIAN. Q tunggu sampe peian mau 5finQ” akupun tertidur dalam kegundahanku malam ini.
Pagi ini aku bangun kesiangan, dan masih sempet-sempetnya ku buka hp, ada 1 pesan yg tak lain dari Ipoenk, “Cyank peian kmrin blng q mau ptusn peian ap tdk?jngn kwatir q msh brsha merubah cinta mnjd benci.untk mrbh it q bth wkt.lgian q gk hbs fikr qt jrng ktm skli ktm peian mngecwknq.emng bner bcra bs brbhng tp pngorbnan gk kn pernah bhng.ktx syang tp xtax…?ox tlng akhr2 in peian jngn smzq.biar q bsa mrbhx…” ternyata sudah dari jam 3 pagi tadi, tumben aku g’terbangun…. Seharian hatiku hanya bisa menangis, benar dugaanku, dia salah faham atas kata-kataku waktu itu. Saat ini hubungan kami benar-benar sudah di ujung tanduk.
 Askum , af1 cyank q cm mau pamit za, makcih dh mau jemputQ, mneninQ maem,nganterin q kliling2,mski bg peian prtmuan tu P3RCUMA,tp bs ktmu peian tu,dh brhrga bgt bgiQ,Satu hal yg prlu peian tau,meski q tak bs buktiin dg cra yg peian inginkn,q SYANK BGT m peian,,kl peian g’prcya tx Hati kecil peian ws,Mgkin tu jwbn yg trbaik u peian,jka peian mci bs brthan dg hub ni,q mkch bgt,peian mci bs nrimaQ n xayangnQ,tp jk emg peian ingn smua ni brahir,q kn trima tu krn Q CYANK m peian,n g’pngn peian trus trsiksa dg smua ni,yg pazty q kn sllu CYANK m peian,peian bleh PUTUSINq tp jgn prnh brsha BENCIq,u kskian kalix q akn trus mnta 5f m peian smpe’ peian mau 5finQ,oya q ingin apapun kputusan yg peian ambil g’dtang dr EMOSI, tp dr HATI,n appun kputusan peian nanti,jngan lpa tuk ttep doain yg terbaik bgQ n peian dstiap sholat peian,mg peian Bahagia”itulah smsku sebelum ku balik ke Surabaya. Ku terus miscall no itu, berharap bisa mendengar suaranya sebelum ku balik, dan mungkin dia sangat terganggu dengan itu, dia mengangkat telponku, namun tak sepatah katapun ia bicara, “Tolong jgn g3 Q” itulah smsnya, hatiku semakin sakit, ku bagaikan orang stress yang ngomong sendiri tanpa ada yg respon dari sebrang sana, setelah beberapa lama ku menyerah, ku tutup telponnya, ku sms dia lagi “Mg peian bahagia tanpaQ, stelah hub qt brhir q kn ttep SAYANK m peian,,,peian bleh PUTUSINq tp jgn BENCIq,izinkn q ttep bs XAYANGI peian,5f jk slma ni q g’bs buat peian bhagia,mkch u smuax” Air mataku tak bisa keluar lagi entah karena sudah habis atau gimana, kini hanya hatiku yg menjerit.
10 hari berlalu, hatiku masih tetap gundah, ku menggantung dalam ketidak pastian, ku tak pernah berhasil menghubuginya lagi, alternative  terakhir ku minta tolong pada mas Fandi untuk bisa nyambungin telponku ke nomor Ipoenk. Pada akhirnya, ku  mendapat kejelasan bahwa Ipoenk  bener-bener  mutusin aku, yach walau hanya lewat sms. “Ya udh cyank klu peian ingn pts qt pts aj.blmx mksh peian tlah mencntai q.dan q jg tau siapa sbnrx yg ad d ht qm?anggap aj qt gk kenal.smga bhgia” ku sempat kaget ketika dia masih menulis kata ‘Cyank’ disitu. tapi sayangnya aku minta tolong pada orang yang salah, ya…Ipoenk malah salah faham lagi atas hubunganku dengan mas Fandi, padahal baru kali ini ku menghubunginya, sejak Ipoenk ngelarang aku, itupun hanya minta tolong agar aku bisa mendengar suara Ipoenk.
5af jk slm ni q px slah m peian n sring ngecewain peian,mlai saat ni g’kn da lgy yg kn ngbuat peian kcw,pztyx krn dh tak da aq kn?mkch ats ksriusan peian xayanginq,mga peian jg sllu bhgia…CyankQ Ipoenk, Q hx pngn blng tu cz q g’tau dlain wktu q msih diizinkn p g’ ngucpin kt2 itu..So anggp ja tu kt2 trahir stlh qt putus” itulah sms terakhirku hari itu.
Ku g’tau kenapa rasa sayankku semakin besar saat dia sudah bilang kata ‘Putus’ padaku,  ku merasa semakin tulus menyayanginya, tapi semua sudah terjadi, apakah aku harus menyesal?????
Ku tak percaya bahwa dengan semudah itu perasaan Ipoenk berubah padaku, ku minta dia untuk ngomong langsung, tapi dia bersikeras tak mau bicara denganku, ”Trserh peian.yg pntng q udah blng.lagian q gk mau kcewa yg k 2 x x” padahal aku hanya ingin memastikan, ku ingin mendengar dari nada suaranya.
***
Ketika ku pulang, ku sempat melihatnya, meski dari jauh, ku tunggu dia melihat ke arahku, tapi g’tau kenapa ku malah mencoba lari ketika dia mulai melihat ke arahku, tanpa ada senyum sedikitpun. getaran cinta dihatiku memang ada, tapi apakah dia merasakan hal yang sama? Aku tak punya lagi kesempatan untuk melihatnya, karena dia selalu menghindar dari pandanganku, ku kecewa banget padanya, bertemu akupun dia tak berani, padahal aku hanya ingin dia mengatakan kata putus itu di hadapanku, berharap aku bisa menilai keseriusannya.
***
Dari hari kehari ku terus mendesak untuk mengungkapkan alasan Ipoenk mengakhiri hubungan ini, dia selalu bilang ‘biarkan waktu yang menjawab’. Apa sebenarnya di balik semua ini? ku tau aku harus terima kenyataan bahwa hubungan kita kini telah berakhir, tapi ku tak pernah bisa, bayangan kebersamaan kita, saat indah itu, tak pernah bisa lepas dari fikiranku, keinginanku untuk mendengar suara Ipoenk benar-benar menghancurkan fikiranku, ku lakukan berbagai cara  untuk itu. Namun hasilnya ia masih tetep marah padaku. meski ku tak pernah menyerah.  ku hanya ingin kita rukun, ku g’ingin jadi musuhnya.
Mungkin dia sudah capek dengan sikapku, sampai akhirnya malam ini dia bisa mengungkap semuanya. Ya… dalam waktu sesingkat ini dia mampu mengungkap kesalahanku, mas Fandi menceritakan kejadian Idoel fitri lalu kepadanya, otomatis Ipoenk sangat marah padaku, aku berusaha menjelaskannya, namun kemarahan kali ini sudah memuncak, ia tak mau mendengar penjelasan apapun dariku, kata-kata kasar itu pun keluar darinya, mulai dari pembohong, pengkhianat, wanita peselingkuh dan semuanya, meski kata-kata itu hanya lewat sms, tapi hatiku benar-benar teriris, tak terasa air mata sudah membanjiri kedua pipiku, “ jngn bxk ngmng, renungi ja kslhn qm.ku tak dapat berkata apa-apa lagi, ku maklumi semua kekecewaannya padaku, dan  hanya bisa bilang ”mg peian dptin cwe’ yg baik, setia, sllu bhgiain peian n g’prnh ngecewain peian.mkcih tas smuax,mulai saat ni q trima peian mutusQ, meski q mci brhrp peian mci bukain pntu 5af bwtQ,mg peian bhagia, n kl blh q ungkapin satu hal,jujur q mci CAYANK BGT m peian,tp mnkn in adl hkuman dr smua ksalahanQ m peian, wass…” akupun mulai bertekad melupakan Ipoenk, demi kebahagiaannya.  
***
Pagi ini Hpku berdering, ternyata dari mas Fandi, dia minta maaf, dia mengakui kalau dia yang mengatakan semuanya pada Ipoenk, hanya karena dia tak mau selalu menjadi kambing hitam, selalu menjadi tertuduh dalam setiap pertengkaran kita. Aku juga tak bisa berbuat apa-apa lagi, semuanya sudah terjadi, aku memaafkannya tapi aku minta agar dia tak lagi menghubungiku. Sebenarnya ku sadar ini bukan kesalahannya, tapi aku juga sadar, selama ini aku hanya pembawa masalah dalam kehidupannya, so biarlah aku menghadapi semua ini sendiri, biarkan dia tentram dengan kehidupannya sendiri.
Ternyata setelah kejadian itu, aku masih belum bisa menghilangkan Ipoenk dari benakku, aku malah di hantui rasa bersalah karena telah menyakitinya, apalagi setelah aku mendengar bahwa dia sakit, aku tak bisa menyembunyikan kekhawatiranku, aku ingat kejadian 3 tahun lalu, saat pertama kali aku menolaknya, Tipus-nya kambuh, beberapa minggu ia tak bisa masuk sekolah, padahal UAN sudah di depan mata.
Aku terus berusaha menghubunginya, mengemis kata maaf darinya, hampir setiap hari aku mengirimkan kata maaf itu, berbagai cara telah aku lakukan untuk mendapatkan maaf darinya, tapi hasilnya tetap gagal. Dia tak pernah meresponnya, bahkan sekarang Hpnya sering g’aktif. Mungkin dia telah lelah dengan sikapku.
***
Kali ini Ipoenk mengajakku ke suatu tempat, dia memberi aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya . dan akhirnya dia memaafkanku, aku sangat bahagia, akhirnya kita dapat bersatu kembali, tapi saat itu juga aku terbangun, ya… sayang sekali semua itu hanyalah mimpi, ku lirik jam dikamarku yang masih menunjukkan angka 12.10 , ditengah malam ini aku kembali menetes air mataku, aku hanya berharap kata maaf itu bukan hanya ada dalam mimpiku, tapi juga ada dalam nyataku.
Urusan kuliahkupun terbengkalai, meski ku tau tugasku mulai menumpuk, UAS pun sudah di depan mata, tapi aku benar-benar g’ punya mood untuk mengerjakan apapun, konsentrasiku benar-benar pecah, sahabatku menyayangkan sikapku ini, dia mengingatkan akan tujuan utamaku belajar disini, kehilangan cinta bukan akhir dari segalanya, masih banyak yang harus ku fikirkan, ingat amanah orang tua, teman-temanku juga, mereka tak henti-hentinya mensupport aku untuk bangkit, bahkan nyuruh aku untuk pindah hati. Aku sadari semua itu, aku sudah berusaha melupakannya, aku juga sudah berusaha untuk tak memikirnya, tak memikirkan cinta lagi, aku sudah berusaha konsen pada kuliahku, tapi aku belum bisa, bahkan aku sudah berusaha pindah hati, tapi tak ada satupun yang bisa membuat hatiku bergetar.
***
Tak terasa Tahun baru sudah tiba, gemuruh letusan kembang api terdengar dimana-mana, ku teringat 1 tahun lalu. Tepat dimana kita resmi putus, tahun ini juga g’berubah.  Lagi-lagi ku miscall nomornya dan Alhamdulillah aktif, dia sempat mengangkat telponku, tapi bodohnya diriku, hanya setelah ada kata ‘Halo’ dari sebrang, ku malah menutupnya, padahal itu yang ku tunggu-tunggu dari dulu. Aku tak pernah lelah menghubunginya, entah dimana aku letakkan harga diriku, aku tak lagi peduli ia akan menganggapku cewe’ seperti apa? Yang ada dibenakku saat ini adalah mendapat maaf darinya, ya… hanya itu yang ku harapkan.
Aku sedikit lega karena usahaku juga tak sia-sia, doaku selama ini terkabul, “Ada ap?ya udah klu qm maksa q m5fin tp jngn g3 q lg?cz q gk mau jath cnta ma qm yg k 2x xa” ya… pesan terakhir yang ia kirimkan padaku ini, membuatku sangat bahagia, walau dengan syarat yang begitu berat untuk aku terima, tapi paling tidak ini sudah merupakan anugrah terindah bagiku. Sembah syukurku pada-Mu Ya Allah, akhrinya Engkau membukakan pintu hatinya untuk memaafkanku.
***
Liburan Semerter III pun tiba, entah  berapa IP ku semester ini, mungkin menurun drastis di bandingkan semester II dulu, selain mata kuliah yang semakin sulit, suasana hatiku semester ini lagi hancur.
Aku pulang, dan kali ini aku tak ingin bertemu dengannya, aku g’sanggup kalau harus melihatnya berpaling dariku. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh, walau hanya sebentar saja, getaran itu masih ada dihatiku, itu tandanya rasa sayank itu masih ada untuknya, namun apakah kali ini dia merasakan hal yang sama dengan apa yang ku rasakan??? Aku tak tau,,, yang ku tau saat ini dia menjadi seorang pendiam, penampilannya semakin rapi, yang jelas ia terlihat lebih baik daripada ketika ia masih denganku, Syukurlah…
Ku berusaha bertanya kepada teman-temannya, dan berharap aku mendapatkan kabar tentang perasaan Ipoenk yang sebenarnya, dan inilah yang ku tau, dulu Ipoenk merasakan perubahan pada diriku, sama seperti ketika aku juga menilai dia berubah, kita g’sanggup jalani LDR ini, jaraklah kini yang menjadi alasan. Dan kenyataan terpahit yang harus ku dengar, dia udah berpaling, ya…. Ipoenk sudah punya kecondongan hati pada orang lain, ku  g’tau siapa? tapi paling tidak aku sudah bisa nebak… Jujur saat ini hatiku sakit banget, sangat terluka. Harapan untuk bisa kembali  rasanya sudah sirna, meski hati ini tak bisa lepas dari harapan itu. Ingin rasanya air mata ini membanjiri pipiku, tapi tak mungkin ku menangis disini. Ku biarkan hati ini terus menangis tanpa ada setetespun air mata.
Aku tau aku kalah jauh dibanding dirinya, dia lebih cantik, lebih pendiam, dia punya kemampuan lebih dalam beberapa hal , tapi satu hal yang aku tak mau kalah, meski aku tak pernah tau sebesar apa cintanya pada Ipoenk, aku yakin rasa sayankku ma Ipoenk jauh lebih besar, aku pun tak tau seberapa besar rasa sayank ini, padahal aku sudah tau bahwa dia sudah berpaling dariku, tapi kenapa rasa dihatiku tak kunjung hilang sampai saat ini??? 
Ya Allah …. bangunkan aku dari semua khayalan ini, aku  tak ingin rasa sayank ini menyiksaku, jika memang aku masih berhak memilikinya, aku mohon kembalikan kebahagiaan itu untukku, tapi kalau memang dia sudah tak berhak lagi untuk ku miliki, ku mohon Ikhlashkan aku untuk bisa melepaskannya, mudahkan aku untuk melupakannya, sadarkan aku bahwa hidup ku masih panjang. Walau ku tak pernah tau sanggupkah aku melihatnya bersanding dengan orang lain??
“Akan tiba saatnya dimana aku harus berhenti mencintai seseorang,  bukan karena aku putus asa mencintainya, melainkan karena aku menyadari bahwa orang yang aku cintai akan lebih bahagia apabila aku melepasnya”
Meski masih terbesit setitik harapan di hatiku, bahwa suatu saat nanti, dia pasti kembali, ya… suatu saat nanti…
Lumajang, 250110 (09.45)
By: Chiko